Jakarta (ANTARA) - Dongeng Kevin Cordon pada tunggal putra di Olimpiade Tokyo berakhir Minggu ketika pebulu tangkis Guatemala itu disingkirkan oleh peringkat dua dunia Viktor Axelsen dari Denmark dengan kemenangan 21-18, 21-11.

Pebulu tangkis China Chen Long, juara pada Olimpiade Rio 2016, juga maju ke final setelah menundukkan Anthony Sinisuka Ginting dari Indonesia 21-16, 21-11.

Sementara Axelsen adalah pemain yang difavoritkan untuk meraih medali emas saat memasuki Olimpiade, Cordon yang berusia 34 tahun adalah pemain peringkat 59 dunia dan mendapat banyak pujian setelah secara mengejutkan berhasil mencapai semifinal.

Axelsen mengatakan bermain melawan pemain underdog berarti tekanan semua jatuh kepadanya.

Baca juga: Kerja keras Ginting dipatahkan Chen Long di semifinal Tokyo 2020
Baca juga: Ginting berharap menangi medali perunggu dari Olimpiade perdana


"Setiap orang yang mempunyai sedikit pengetahuan tentang bulu tangkis bisa melihat ini sangat menegangkan dan bukan pertandingan yang indah," kata Axelsen. "Saya pikir Anda tidak bisa menemukan pertandingan yang tekanannya lebih banyak pada saya dibanding yang satu ini.

"Saya lebih santai dengan memastikan medali perak, dan sekarang saya mengejar emas," kata Axelsen seperti dikutip Reuters.

Steen Pedersen, mantan pelatih tim nasional Denmark, mengatakan Cordon menghadapi level pemain yang secara keseluruhan berbeda pada Axelsen.

"Kevin telah melakukannya dengan baik tapi ia melawan pemain yang levelnya berbeda," katanya. "Viktor hampir tidak menghabiskan energi pada pertandingan-pertandingan sebelumnya - ia bermain sangat baik, ia bermain klinis."

Chen mengatakan ia berharap membawa permainan bulu tangkis terbaiknya ke final Senin.

"Saya berharap bisa mengekspresikan diri saya yang terbaik besok," kata Chen. "Tidak ada kata mundur. Saya perlu memastikan saya mengambil semua kesempatan yang saya bisa dan melakukan yang terbaik."

Sementara Ginting kecewa tidak bisa maju ke perebutan medali emas, ia bertekad untuk tidak keluar dengan tangan kosong.

"Begitulah adanya, akan ada yang menang dan yang kalah. Tetapi saya harus move on secepat mungkin karena besok saya masih ada satu medali lagi, medali terakhir," kata Ginting, yang meninggalkan lapangan dengan sorak sorai dari rekan-rekan setimnya di Musashino Forest Sport Plaza.

Baca juga: Greysia Polii/Apriyani Rahayu, sejarah baru bulu tangkis Indonesia
Baca juga: Lee/Wang sabet medali emas pertama bulu tangkis bagi Taiwan

 

Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021