Kabupaten Kebumen memiliki kawasan pesisir pantai yang rawan abrasi
Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, meminta kewaspadaan warga akan gelombang tinggi di tepi Pantai Sawuk, yang dapat menyebabkan abrasi di wilayah itu.

"Melihat analisis inaRISK, Kabupaten Kebumen memiliki kawasan pesisir pantai yang rawan abrasi, " ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Abdul Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Abdul mengatakan Potensi bahaya abrasi sepanjang pantai itu berada di wilayah tujuh kecamatan, antara lain Kecamatan Puring yang mengalami abrasi pada Minggu sore tadi.

Pihaknya juga mencatat gelombang tinggi dipicu oleh cuaca ekstrem pada Minggu sore (1/8), pukul 15.40 WIB, membuat kawasan pesisir pantai yang terdampak berada di Desa Tambakmulyo, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.

Saat berada di lokasi tersebut, petugas BPBD juga mengimbau warga yang beraktivitas di laut untuk menggunakan pelampung maupun alat keselamatan lainnya.

Hasil kaji cepat lapangan BPBD mencatat sebanyak 40 kios tertimbun pasir dengan ketinggian timbunan 15 sentimeter, jalan paving desa tergerus gelombang air pantai dan beberapa kios bambu rusak.

Menurut informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika pada hari ini, gelombang sangat tinggi dapat terjadi hingga enam meter di perairan Indonesia pada 2-3 Agustus.

Gelombang yang lebih tinggi kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di perairan Indonesia lainnya adalah perairan utara Sabang, perairan barat Aceh - Kep. Mentawai, perairan Bengkulu - barat Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten - P. Sumba, Selat Bali - Lombok - Alas bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Samudra Hindia selatan Banten - NTT.

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Untuk itu, BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m), kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 m).

BMKG juga meminta masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca juga: BMKG peringatkan potensi hujan, kebakaran hingga gelombang tinggi

Baca juga: BMKG imbau kapal nelayan waspadai gelombang 4 meter di Laut Sawu

Baca juga: Waspadai gelombang tinggi 4 meter di sejumlah perairan Indonesia

 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021