Jakarta (ANTARA) - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengatakan gagasan untuk melakukan karantina total atau "lockdown" sudah ada pada awal pandemi COVID-19 terjadi namun terkendala besaran biaya hingga mencapai Rp400 triliun.

"Bukan angka yang kecil. Meskipun sekarang pemerintah akhirnya telah mengeluarkan anggaran Rp1.000 triliun lebih," kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Saat itu, lanjut dia, kalkulasi Rp400 triliun untuk membiayai masyarakat atas kebijakan itu bukan persoalan gampang karena ada beberapa faktor ikutan yang harus dipastikan supaya kebijakan bisa berjalan maksimal.

Baca juga: Ketua DPD: Pandemi membuka berbagai persoalan fundamental bangsa

Faktor ikutan pertama yang dimaksud adalah harus ada dana langsung yang siap digelontorkan kepada rakyat yang terkena kebijakan karantina total. Hal tersebut sesuai Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

Pada Bab III Pasal 7 dan Pasal 8 menyebutkan pemerintah wajib menjamin dan memberikan pelayanan kebutuhan dasar medis, pangan, dan kebutuhan sehari-hari selama karantina termasuk kebutuhan pakan ternak milik warga.

Kedua, terkait mekanisme menyalurkan anggaran Rp400 triliun secara cepat dalam hitungan hari sebelum karantina total dilakukan. Selain itu, harus dipastikan pula dana diterima oleh seluruh rakyat yang dikarantina.

Penyaluran dana bukan pekerjaan mudah lantaran tidak semua rakyat memiliki akses dengan bank, apalagi akurasi database masyarakat sering menjadi persoalan di lapangan.

Baca juga: Ketua DPD bangga raihan emas Olimpiade Tokyo oleh Greys-Apriyani

"Keadaan Indonesia tidak sama dengan negara-negara yang memutuskan menerapkan lockdown pada saat awal pandemi," ujar dia.

Sebagai contoh, saat Pemerintah Australia mengumumkan akan melakukan karantina total untuk penduduk di Kota Sydney. Seluruh warga di kota itu langsung menerima transfer dana untuk kebutuhan hidup selama seminggu yang setara Rp8 juta.

LaNyalla menilai pemberian bantuan itu membuat warga Australia khususnya di Kota Sydney tertib berada di rumah dan tidak harus keluar rumah mencari nafkah.

Terakhir, mantan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tersebut mengajak semua pihak menyatukan kekuatan bangsa dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Baca juga: Ketua DPD minta Jatim tingkatkan rasio pelacakan kasus COVID-19

"Mari kita bersatu membantu pemerintah melakukan penataan yang simultan antara kebutuhan mendesak dengan perbaikan fundamental sektor-sektor ketahanan yang strategis," ujarnya.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021