Pastinya tidak mudah karena tak hanya soal fisik dan mental yang kami persiapkan. Tetapi juga kesehatan karena pandemi COVID-19 masih berlangsung
Jakarta (ANTARA) - Peraih medali Olimpiade Tokyo antara lain Greysia Polii mengungkapkan ajang kompetisi olahraga terbesar di dunia kali ini memiliki tantangan berbeda dari sebelumnya karena harus berlaga di tengah situasi pandemi COVID-19.

Menurutnya, atlet tak hanya berjuang menghadapi lawan saat bertanding, melainkan juga harus memperhatikan segala aspek yang menyangkut dengan protokol kesehatan. Greysia tak menampik ada kekhawatiran, Khususnya ketika harus menjalani tes COVID-19 setiap hari.

"Ini bukan Olimpiade biasa, tapi ini Olimpiade luar biasa. Kami berjuang bukan hanya melawan musuh kami atau diri kami sendiri, tetapi kami melawan yang tidak kelihatan juga (COVID-19)," kata Greysia dalam konferensi pers virtual, Jumat.

Baca juga: Kesabaran Greysia berbuah sejarah manis untuk bulu tangkis Indonesia

Meski begitu, Greysia membuktikan bahwa segala tantangan tersebut dapat terlewati dengan kerja keras dan disiplin yang ketat. Bagi Greysia ini merupakan kali ketiga tampil di Olimpiade, setelah London 2012 dan Rio de Janeiro 2016.

Pada penampilannya kali ini, Greysia bersama Apriyani Rahayu berhasil menyumbang emas dari sektor ganda putri cabang olahraga bulu tangkis setelah pada final mengalahkan pasangan dari China Chen Qingchen/Jia Yifan dua gim langsung 21-19, 21-15.

Selain Greysia, hal senada juga diungkapkan tunggal putra peraih perunggu Olimpiade Tokyo Anthony Sinisuka Ginting. Menurutnya, tantangan tak hanya ada saat bersaing di Tokyo, tetapi juga sebelum pemberangkatan.

"Pastinya tidak mudah karena tak hanya soal fisik dan mental yang kami persiapkan. Tetapi juga kesehatan karena pandemi COVID-19 masih berlangsung. Protokol kesehatan juga diterapkan tak hanya saat di Tokyo, sebelum berangkat kami juga melakukan bubble di PBSI," kata Ginting.

Baca juga: Ginting bersyukur bisa bawa pulang medali dari Olimpiade perdana

Ginting mengungkapkan sebelum bertolak ke Tokyo, ia harus menjalani karantina sehingga tidak bisa berjumpa terlebih dahulu dengan keluarga.

"Tiga pekan hingga satu bulan kami tidak boleh keluar sama sekali dan tidak ketemu keluarga atau orang-orang ketika ada keperluan. Jadi semua harus dikorbankan untuk Olimpiade ini," ujar Ginting.

Peraih perunggu dari cabang angkat besi nomor 73kg putra Rahmat Erwin Abdullah juga mengatakan pandemi COVID-19 membuatnya was-was. Namun berkat protokol kesehatan dan dukungan sesama atlet yang berada satu mes saat menjalani persiapan, semua rintangan tersebut dapat terlewati.

"Jadi kami selalu berhati-hati. Bukan hanya saya, tetapi atlet yang berada satu mes juga semuanya mendukung untuk saling menjaga diri, menjaga kesehatan, dan segala macamnya," kata Rahmat Erwin.

Baca juga: Debut Olimpiade Rahmat berbuah perunggu berkat sang ayah
Baca juga: Menpora: Presiden Jokowi akan terima langsung tim Olimpiade di Istana
Baca juga: Rombongan terakhir tim Indonesia di Olimpiade Tokyo tiba di Tanah Air

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021