Bandung (ANTARA) - Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Philips J Vermonte, menyampaikan, Partai Golongan Karya atau Golkar adalah partai yang selalu memberikan solusi teknokratis.

“Kami di CSIS mengucapkan terima kasih atas pidato kebangsaan yang disampaikan Bapak Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bapak Airlangga Hartarto, yang pada hemat saya mengafirmasi pandangan dan pengalaman Partai Golkar sebagai partai karya dan partai yang memberi solusi-solusi teknokratis untuk menuju jalan kesejahteraan. Baik melalui jalan politik, jalan ekonomi, maupun jalan solusi sosial yang tadi disampaikan”, ujar dia, dalam siaran persnya, Rabu.

Hal ini dia katakan pada acara pidato kebangsaan Airlangga dalam rangka memperingati 50 tahun berdirinya CSIS, secara virtual.

Vermonte juga menyebut Partai Golkar dan CSIS memiliki kesamaan dalam menyongsong 2045, yaitu mengembangkan riset dalam pembangunan sumber daya manusia. CSIS lahir pada masa pemerintahan Orde Baru yang memerintah juga dengan memakai Golkar --pada waktu itu secara resmi dikategorikan bukan sebagai partai politik-- sebagai mesin politik utamanya. 

Baca juga: CSIS: Airlangga Hartarto mampu bawa Golkar hadapi beragam tantangan

“Kami mencatat apa yang diharapkan dan dipikirkan Partai Golkar kurang lebih serupa dengan apa yang dipikirkan CSIS menuju Indonesia 2045. Bahwa seperti Partai Golkar, CSIS juga menaruh perhatian besar pada riset-riset mengenai pembangunan manusia. Dan karena pandemi, juga menyadarkan kita bahwa aspek kesehatan masyarakat penting," kata dia..

Menurut Vermonte, ekonomi berkelanjutan, ekonomi berbasis lingkungan, dan ekonomi sirkuler yang tadi disampaikan Airlangga juga merupakan bagian dari perhatian dan riset CSIS.

"Penguasaan teknologi, pendidikan yang dilakukan secara jalur ganda dan mewujudkan ekonomi inklusif yang menghindari ketimpangan dan juga mengurangi keretakan sosial," lanjutnya.

Baca juga: CSIS paparkan cara Indonesia jadi negara berpendapatan tinggi

Sementara itu Airlangga dalam pidato kebangsaan yang ia sampaikan, menyinggung banyak hal seperti visi Indonesia menuju 2045 beserta tantangannya. Ada tiga hal yang menjadi perhatian Partai Golkar menghadapi Indonesia 2045.

“Untuk menghadapi Indonesia tahun 2045 ke depan, kita harus menghadapi berbagai tantangan atau mega trend untuk mewujudkan kesejahteraan antara lain perubahan iklim dan menipisnya sumber daya, perkembangan demografi (dan menua), urbanisasi, inovasi teknologi (digital) dan revolusi industri 4.0 dan kesempatan dan ketimpangan," ujar dia.

Ia mengatakan setidaknya ada tiga pilar yang harus menjadi perhatian yakni pertama, pembangunan manusia, ketahanan kesehatan, dan penguasaan teknologi.

Baca juga: Mandiri Institute: Demokrasi dorong pertumbuhan ekonomi

Kedua, pembangunan ekonomi yang berbasis kepada lingkar nilai global, peningkatan produktivitas, pengembangan ekonomi biru, ekonomi hijau, dan ekonomi sirkuler yang mendorong pembangunan berkelanjutan secara inklusif.

"Ketiga, memperkuat ketahanan kohesi sosial dan tenun kebangsaan Indonesia," kata dia, yang balihonya banyak dipasang di mana-mana belakangan ini.

Airlangga yang kini dipercaya sebagai ketua Tim Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional menekankan pentingnya membangun sistem ketahanan kesehatan.

Baca juga: Peneliti CSIS ragukan partai politik akomodasi partisipasi publik

Menurut dia, Indonesia harus belajar dari pandemi Covid 19 untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

“Kita harus membangun sistem dan fasilitas kesehatan publik di sektor hulu yang mengedepankan aspek pencegahan terutama menyangkut gizi, penyehatan lingkungan, perubahan perilaku sehat. Pada aspek penanganan kesehatan, membangun sistem dan fasilitas kesehatan di sektor hilir, termasuk produksi vaksin dalam negeri yang mengurangi ketergantungan negara lain”, katanya.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021