Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama berada di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendengarkan laporan dari pejabat terkait tentang penanganan letusan Gunung Merapi untuk mengambil kebijakan.

Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha yang dihubungi ANTARA di Jakarta, Sabtu, menjelaskan saat ini Presiden Yudhoyono masih berada di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, untuk mendengarkan paparan dari Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo.

Presiden dan rombongan sejak Jumat malam menginap di Akademi Militer Magelang setelah tiba di Bandara Ahmad Yani, Semarang, dari Jakarta.

Menurut Julian, Presiden Yudhoyono memang tidak berencana mengunjungi posko-posko pengungsian karena tidak ingin mengganggu tanggap darurat penanganan bencana seperti jalur evakuasi dan distribusi makanan serta obat-obatan.

Keberadaan Kepala Negara di posko pengungsian dikhawatirkan akan mengganggu aktivitas penanganan tanggap darurat yang amat dibutuhkan oleh korban letusan Gunung Merapi.

"Meski demikian, Presiden tetap mendapatkan laporan terkini tentang situasi lebih dari 200 posko pengungsian karena selalu berkomunikasi dengan pejabat-pejabat terkat," ujar Julian.

Keberadaan Presiden di Jawa Tengah dan DIY, kata Julian, dimaksudkan untuk memastikan semua koordinasi berjalan baik serta kebijakan dapat cepat diputuskan sesuai dengan kondisi terkini.

Julian menjelaskan Presiden dan rombongan baru akan menuju Gedung Agung, DIY, pada Sabtu pukul 10.30 WIB.

Di Gedung Agung, Presiden kembali akan mendengarkan paparan dari pejabat terkait tentang penanganan korban letusan Gunung Merapi di provinsi tersebut.

Julian mengatakan tidak menutup kemungkinan Presiden akan memutuskan kebijakan baru terkait penanganan bencana letusan Gunung Merapi.

"Mungkin nanti ada arahan-arahan baru dari Presiden sesuai dengan kondisi terkini," ujarnya.

Namun, karena pada Jumat Presiden sudah memutuskan penanganan bencana Gunung Merapi berada pada satu komando di bawah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif, maka semua informasi yang diberikan kepada publik juga melalui satu pintu di bawah BNPB.
(D013/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010