Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) mendorong kemitraan strategis dan kerja sama di bidang pengembangan dan pengelolaan infrastruktur Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang melalui pemasangan solar PV (PhotoVoltaic) atau panel surya.

Kemitraan tersebut diwujudkan dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) bersama PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) dan Enertec Mitra Solusi (ENERTEC) di bidang Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam mewujudkan pelabuhan bebas Sabang menjadi green port.

"Kerja sama ini bertujuan memajukan potensi Kota Sabang sebagai kota niaga dan pelabuhan bebas melalui pengembangan infrastruktur tenaga listrik panel surya atap," kata Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Basilio Dias Araujo yang menyaksikan penandatangan MoU yang digelar di Jakarta, Kamis.

Deputi Basilio menilai penggunaan panel surya merupakan cara tepat untuk mengimbangi biaya energi, mengurangi dampak lingkungan, serta mendukung bisnis lokal dan berkontribusi pada kemandirian energi khususnya di wilayah Sabang.

Panel surya atap merupakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan. Kemitraan dan pengembangan usaha tersebut meliputi pemasangan Solar PV oleh Konsorsium PT Enertec Mitra Solusi Channel Partner dan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya pada bangunan maupun lahan yang telah dikelola BKPS dengan besaran kapasitas 50 MW (megawatt).

Baca juga: 720 panel surya hiasi atap gedung Bandara Soetta mulai 1 Oktober

“Kerja sama ini terintegrasi dengan kajian bisnis dan investasi, pelibatan investor dari dalam dan luar negeri, termasuk pengembangan sarana dan prasarana terutama di Pelabuhan Sabang," ujarnya.

Deputi Basilio menjelaskan investasi dan kerja sama pengembangan Pelabuhan Bebas Sabang menjadi smart and green port dinilai selaras dengan program PLN green booster melalui program phase out Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), PLTU dan PLTGU yang mencapai 12 Gigawatt (GW).

"MoU ini sudah sejalan dengan Kebijakan Energi Nasional (KEN), dan kami dukung sepenuhnya karena sudah menjadi program prioritas nasional," katanya.

Saat ini PT PLN (Persero) sedang menyusun RUPTL dengan lebih meningkatkan porsi EBT, di mana RUPTL sebelumnya (2019-2028) hanya merencanakan EBT sebesar 30 persen sementara yang disusun saat ini porsi EBT minimum 48 persen.

Lebih lanjut Deputi Basilio menuturkan pemanfaatan energi terbarukan melalui tenaga surya di Indonesia masih perlu ditingkatkan.

"Potensi energi surya di Indonesia sangat besar yakni sekitar 207,8 GW namun yang sudah dimanfaatkan baru sekitar 153,8 MW," lanjutnya.

Deputi Basilio menambahkan kerja sama optimalisasi solar panel itu menjadi terobosan di Wilayah Aceh dan Sabang terutama untuk memenuhi listrik kawasan Sabang dan Pelabuhan Bebas Sabang. Model kerja sama ini akan diterapkan untuk pelabuhan-pelabuhan strategis di seluruh Indonesia.

Baca juga: Dirjen :Pengembangan panel surya semakin murah

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021