Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama menyambut baik pelibatan lembaganya dalam program pengembangan talenta digital yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai upaya merespons kebutuhan transformasi digital yang kian mendesak.

"Pelibatan Kementerian Agama memiliki makna yang sangat penting dan memberikan pencerahan dalam transformasi digital," ujar Ditjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin dalam diskusi Pengembangan Talenta Digital untuk Percepatan Hilirisasi Ekonomi Digital yang dipantau dari Jakarta, Jumat.

Dalam upaya pengembangan talenta digital ini, Kominfo memiliki tiga agenda besar. Pertama, untuk tingkat paling dasar berupa literasi digital yang bertujuan meningkatkan kemampuan dasar digital masyarakat agar mereka tidak mudah terpengaruh konten negatif.

Baca juga: Kominfo targetkan 40 ribu lagi peserta Digital Talent Scholarship

Kedua, pada tingkat menengah, Kominfo menyiapkan program Digital Talent Scholarship untuk mahasiswa, masyarakat umum, profesional, guru ,dan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) hingga aparatur sipil negara agar mereka bisa berdaya saing.

Ketiga, pelatihan Digital Leadership Academy untuk tingkat mahir, seperti pimpinan aparatur sipil negara (ASN) dan swasta. Ini digelar pada Agustus hingga November, dengan kuota terbatas 300 peserta.

Kementerian Agama memiliki dua porsi dalam program itu, yakni di sisi literasi digital dan pelatihan vokasi/Digital Enterpreneurship Academy. Di sisi literasi digital, Kemenag memiliki puluhan ribu penyuluh agama yang berperan sentral di masyarakat.

Para penyuluh agama bisa agen untuk melawan narasi-narasi kontraproduktif di masyarakat. Apalagi, kini narasi-narasi negatif bertebaran di media sosial yang kerap dicerna secara mentah.

"Jadi, sekali lagi Kemenag punya kepentingan yang sangat besar, karena penyuluh kita, agen-agen Kementerian Agama, khususnya agen moderasi beragama. Mereka akan menyampaikan pesan-pesan keagamaan, kebangsaan, dan nasionalisme," kata dia.

Sementara di sisi pelatihan vokasi/Digital Enterpreneurship Academy, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Waryono Abdul Ghofur mengatakan permasalahan pengembangan digital di pesantren, yakni infrastruktur yang belum memadai.

Baca juga: Talenta digital tingkatkan daya saing bangsa

Baca juga: Kominfo targetkan 12,5 juta rakyat mendapat literasi digital yang baik


Ia meminta Kominfo untuk memperhatikan masalah tersebut, sehingga program dapat berjalan optimal. Apalagi, mayoritas pesantren berada di pedesaan yang dukungannya masih lemah.

"Kami atas nama Pendis dilibatkan bersama Direktur Bimas, tentu sangat mengapresiasi, meskipun kami harus menyampaikan lembaga pendidikan kami umumnya di pedesaan. Salah satu problem-nya jaringan, meskipun Kominfo meluncurkan dengan taktiknya bagaimana jaringan di pedesaan berjalan baik," kata dia.

Kendati demikian, kata Waryono, pesantren siap mendukung penuh program Digital Enterpreneurship Academy, apalagi mereka sangat adaptif terhadap perubahan, sekaligus memperkuat program prioritas kemandirian pesantren.

"Kalau untuk kompetensi Digital Enterpreneurship itu ada spesifikasi, membantu banyak kalangan pesantren meskipun dari sisi basic warga pasantren adalah warga adaptif dengan perubahan," katanya.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021