Banda Aceh (ANTARA) - Bupati Aceh Tamiang Mursil meminta kalangan petani di kabupaten itu mendukung program sawit rakyat (PSR) 2021 yang saat ini sudah masuk tahap pelaksanaan.

"Kami mengajak petani mendukung dan menyukseskan program sawit rakyat. Program ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Aceh Tamiang," kata Mursil di Aceh Tamiang, Sabtu.

Bupati menyebutkan tujuan program sawit rakyat tersebut untuk membantu peremajaan tanaman kebun masyarakat. Sebab, biaya peremajaan tanaman sawit tersebut tidak sedikit, mencapai puluhan juta rupiah.

"Semua tahu, biaya peremajaan sawit sangat mahal. Bila menggunakan standar swasta hingga sawit berumur tiga tahun mencapai Rp 40 juta per hektare. Hari ini petani tinggal terima bersih tidak dipungut uang sepeser pun alias gratis hingga sawit berbuah," ungkap Mursil.

Bupati juga mengapresiasi Koperasi Pena Karya Nusantara selaku pelaksana program karena dinilai cepat merealisasikan program tersebut mulai pengadaan bibit sawit bersertifikat hingga pelaksanaan lainnya.

"Kami dapat laporan sudah masuk alat berat empat unit. Itu tandanya koperasi sangat serius bekerja untuk petani, sehingga bibit cepat ditanam lahan tidak terbengkalai," kata Mursil.

Oleh karena itu, Bupati mengimbau petani jangan terpengaruh berita-berita negatif, khawatir lahannya tidak ditanami. Justru sebaliknya program nasional ini membantu petani.

Ketua Koperasi Pena Karya Nusantara Almahdi Angkat mengatakan pemerintah mengalokasikan anggaran program sawit rakyat pada 2021 sebesar Rp30 juta per hektare dengan di tahun pertama.

"Kalau tahun lalu, anggaran disediakan Rp25 juta per hektare. Anggaran itu hanya untuk penanaman. Setelah itu, diserahkan ke petani, tidak ada pemupukan," kata Almahdi Angkat.

Almahdi Angkat mengatakan Koperasi Pena Karya Nusantara tahun ini mengerjakan peremajaan sawit di Kabupaten Aceh Tamiang dengan luas lahan mencapai 270 hektare.

Dalam pelaksanaannya, setiap bibit sawit yang ditanam diberi pelindung seng yang berfungsi melindungi tanaman dari hama seperti tikus, landak dan babi hutan.

"Bila nanti dalam pelaksanaan ada bibit yang tidak dipasang seng pengaman petani penerima program silakan laporkan kepada kami atau melalui kepala desa setempat," katanya.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021