Bintan (ANTARA) - Imigran di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, mengucapkan Hari Ulang Tahun ke-76 Kemerdekaan RI kepada pemerintah, dan berharap hak-hak dasar mereka dapat terpenuhi.

Salah seorang imigran asal Sudan, Alzobier Pasha, di Bintan, Senin, mengatakan, masyarakat Indonesia patut menjadi contoh yang baik bagi masyarakat dunia karena dapat menerima dan menghormari "pendatang".

"Saya doakan Indonesia semakin jaya, dan dapat terlepas dari pandemi Covid-19," kata Alzobier yang pasih menggunakan bahasa Indonesia.

Baca juga: Muhammadiyah: HUT ke-76 RI momen perkuat persatuan bangsa

Alzobier sudah tujuh tahun tinggal di Tanjungpinang dan Bintan. Ia berharap hak-hak dasar para pencari suaka yang tinggal di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Bintan dapat terpenuhi.

Ia dan rekan-rekannya terus berjuang untuk mendapatkan hak-hak dasarnya seperti bekerja mencari nafkah, mendapatkan ketrampilan dan pengetahuan, bersosialisasi dan berbaur dengan masyarakat sekitar.

"Hak-hak kami semakin lama semakin hilang, sementara usia kami terus bertambah, menua. Kami seperti manusia tidak berguna jika seperti ini terus. Bantulah kami. Lihatlah kami seperti manusia lainnya, manusia ciptaan Allah, yang perlu dibantu," ucapnya.

Baca juga: Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh di tengah pandemi

Keinginan para imigran menuju negara ketiga yakni Australia, Amerika Serikat, dan Kanada, untuk mendapatkan hak-hak dasar sebagai manusia yang merdeka.

Bahkan ia bersedia menjadi warga negara Indonesia seandainya hak-haknya sebagai manusia dipenuhi. "Kenapa tidak? Kami hanya butuh hidup nyaman dan aman, dan bisa beraktivitas seperti warga lainnya," ujarnya.

Saat ini, sejak tinggal di Hotel Bhadra, Pulau Bintan, seluruh Imigran mendapatkan uang dari IOM sebesar Rp1.200.000/orang. Uang itu tentu tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan para imigran.

Baca juga: MPR RI ajak masyarakat ramaikan HUT RI melalui sosial media

Untuk menutupi kebutuhan konsumsi, mereka harus berhemat sehingga dalam sebulan mencapai Rp900.000-Rp1.000.000. Sehari mereka hanya makan dua kali, dan sesekali sarapan.

Sisa uang Rp200.000-Rp300.000 untuk memenuhi kebutuhan lainnya seperti sabun, pakaian, dan transportasi, tidak mencukupi. "Kami ingin bekerja. Di antara kami juga memiliki keahlian," katanya.

Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021