Saya tahu ada banyak hal yang perlu saya perbaiki dalam permainan saya, jadi dengan cara yang aneh saya senang saya kalah, karena ada begitu banyak hal yang ingin saya perbaiki sebelum New York
Jakarta (ANTARA) - Juara bertahan Naomi Osama mengincar gelar US Open ketiganya dalam turnamen Grand Slam terakhir tahun ini, yang akan dimulai Senin, dengan petenis peringkat teratas juara Wimbledon Ashleigh Barty memimpin daftar unggulan.

Menjadi pertanyaan bagi Osaka apakah dia akan menemukan kembali permainan dominannya dan melaju hingga finis di New York, yang membuat dia memenangi dua event Grand Slam tersebut.

Bintang tenis Jepang berusia 23 tahun, yang menyalakan kaldron api Olimpiade Tokyo, itu hanya memainkan dua pertandingan sejak pesta olahraga multievent dunia di Jepang menjelang US Open.

Baca juga: Aryna Sabalenka singkirkan Osaka untuk naik ke peringkat kedua WTA

"Saya tahu ada banyak hal yang perlu saya perbaiki dalam permainan saya, jadi dengan cara yang aneh saya senang saya kalah, karena ada begitu banyak hal yang ingin saya perbaiki sebelum New York," kata Osaka, dikutip dari AFP, Kamis.

"Saya merasa level saya tidak terlalu jauh... jika saya ingin tetap lebih positif dengan diri saya sendiri, saya perlu memikirkan hal-hal yang dapat saya tingkatkan. Pasti ada banyak hal."

Osaka menarik diri dari French Open setelah didenda karena menolak melakukan konferensi pers setelah pertandingan pertamanya, dengan mengatakan hal itu mengganggu kesehatan mentalnya.

Dia kemudian melewatkan Wimbledon namun berbicara dengan media setelah pertandingan jelang US Open di Cincinnati Masters.

"Saya merasa itu adalah sesuatu yang perlu saya lakukan untuk diri saya sendiri," kata Osaka. "Saya bangga dengan apa yang saya lakukan dan saya pikir itu adalah sesuatu yang perlu dilakukan.

"Kadang-kadang kita merasa sangat sedih, dan saya merasa mungkin harus ada aturan bahwa kami mungkin bisa mengambil cuti dari (menjawab pertanyaan)."

Osaka merebut gelar US Open tahun lalu dengan mengalahkan Victoria Azarenka di final, menjadi perempuan pertama sejak 1994 yang bangkit dari ketinggalan satu set untuk memenangi final US Open.

Pada Australian Open tahun ini, Osaka menyelamatkan match point melawan Garbine Muguruza dari Spanyol di babak perempat final dan mengalahkan juara Grand Slam 23 kali Serena Williams di semifinal sebelum mengalahkan Jen Brady di final.

Baca juga: Naomi Osaka takluk di tangan Teichmann di Cincinnati

Osaka, yang saat ini berada di peringkat ketiga dunia, telah memenangi empat final Grand Slam pertamanya, hanya tertinggal tujuh dari Roger Federer dan enam dari Monica Seles untuk awal final Slam terbaik di era turnamen Open (sejak 1968).

Barty, yang menjadi petenis nomor satu dunia pada pekan ke-83 berturut-turut, memenangi Wimbledon dan Cincinnati, menempatkannya dalam performa terbaik menjelang pertandingan di Flushing Meadows.

Petenis berusia 25 tahun itu juga memegang gelar juara Miami Open dan Stuttgart Open, menambah total 13 kemenangan turnamen dalam kariernya.

"Saya merasa nyaman dan siap," kata Barty. "Saya merasa dalam kondisi baik, saya merasa siap. Tentu saja ini adalah tahun yang besar dan kami masih harus melangkah lebih jauh."

Barty memenangi gelar major tunggal pertamanya di French Open 2019 dan trofi keduanya di London yang menempatkan dia di tengah jalan dalam kariernya menuju lebih banyak Grand Slam.

"Saya bahkan tidak memikirkannya," kata Barty. "Butuh waktu 25 tahun bagi saya untuk mendapatkan dua (gelar major) yang pertama, jadi semoga tidak perlu 25 tahun lagi untuk mendapatkan dua berikutnya."

Baca juga: Barty taklukkan Teichmann untuk juarai Cincinnati Masters
Baca juga: Reaksi terhadap juara baru Wimbledon, Ash Barty

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021