Jakarta (ANTARA) - Kantor Staf Presiden (KSP) meyakini upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan petani melalui program korporatisasi petani dalam bentuk koperasi modern akan meningkatkan daya saing petani yang tergabung dalam koperasi saat menjual hasil pertanian.

"Presiden menekankan salah satu cara mencapai kesejahteraan masyarakat melalui korporatisasi sehingga petani bisa bekerja dalam mekanisme yang lebih terstruktur mulai dari produksi hingga pemasaran," ujar Deputi III KSP Panutan S. Sulendrakusuma dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.

Panutan mengatakan untuk memastikan pelaksanaan program korporatisasi petani, KSP beserta Kementerian Koperasi dan UMKM melakukan monitoring operasional salah satu koperasi modern, yaitu Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah di Subang, Jawa Barat.

Baca juga: KSP apresiasi bilik penanganan pasien COVID-19 di Lampung

Koperasi yang telah berdiri sejak tahun 2016 ini beranggotakan 208 petani di mana sebagian besar pengurusnya merupakan petani milenial.

"Implementasi teknologi pertanian mulai dari proses produksi hingga pemasaran terbukti efektif untuk menekan biaya produksi pertanian sehingga hasil dari koperasi  memiliki daya saing cukup baik," ujar Panutan.

Dia mengatakan keberadaan Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah memudahkan para petani menyalurkan hasil pertanian mereka seperti kopi dan padi, baik untuk pasar domestik maupun internasional. Sejak tahun 2020 koperasi ini telah melakukan ekspor hasil pertanian ke negara Taiwan, Korea, dan Arab Saudi.

Baca juga: KSP temukan fakta antrean panjang truk di Pelabuhan Merak

Tak hanya bergerak dalam bidang pertanian, kata dia, koperasi ini juga mengembangkan usaha di bidang lain, seperti jasa pergudangan, perdagangan, ekspor, dan pelatihan berskala internasional.

"Hal ini merupakan wujud keberhasilan program korporatisasi baik 'on-farm' maupun 'off-farm'," kata Panutan.

Dia menyampaikan program korporatisasi petani melalui koperasi modern merupakan bagian dari RPJMN. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kontribusi koperasi dalam produk domestik bruto dari 5,1 persen menjadi 5,5 persen.

Baca juga: KSP: Meski tak mudah, pemerintah komitmen kembangkan mobil listrik


 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021