Data ini selalu membuat masalah, banyak rakyat hari ini mengaku pemilik sawah yang wajib memperoleh pupuk, namun banyak yang tidak memperoleh
Jakarta (ANTARA) - Ketua Panja Pupuk Bersubsidi dan Kartu Tani Komisi IV DPR RI Hasan Aminuddin mengingatkan bahwa persoalan data masih krusial dan harus diatasi secara komprehensif guna mengatasi persoalan terkait pupuk bersubsidi.

"Data ini selalu membuat masalah, banyak rakyat hari ini mengaku pemilik sawah yang wajib memperoleh pupuk, namun banyak yang tidak memperoleh," kata Hasan Aminuddin dalam rilis di Jakarta, Minggu.

Menurut Hasan, data penerima pupuk bersubsidi maupun pemegang kartu tani di Indonesia hingga saat ini masih belum jelas sehingga selalu menjadi persoalan.

Selain permasalahan data, Hasan juga menyoroti banyaknya jenis pupuk bersubsidi. Menurut data dari PT Pupuk Indonesia, setidaknya ada lima jenis pupuk bersubsidi yakni Urea, NPK, SP-36, ZA dan pupuk organik.

Ia mengungkapkan bahwa pihaknya akan mengevaluasi jenis-jenis pupuk bersubsidi tersebut untuk dibahas di rapat-rapat Panja Pupuk Bersubsidi dan Kartu Tani ke depannya.

Selain itu, diperoleh masukan pula bahwa keberadaan kartu tani dinilai hingga saat ini masih belum efektif pasalnya masih banyak petani yang belum merasakan manfaat dari kartu tani tersebut.

Baca juga: Peneliti: Perlu perbaikan skema bantuan petani

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Bakir Pasaman menyebutkan stok pupuk bersubsidi hingga saat ini dalam kondisi yang sangat cukup atau bahkan melimpah dengan ketersediaan lebih dari 300 persen di atas ketentuan pemerintah.

Bakir dalam rapat dengar pendapat dengan Panitia Kerja pupuk bersubsidi dan kartu tani di Komisi IV DPR RI Jakarta, Senin (14/6), mengatakan per tanggal 10 Juni 2021 pihaknya memiliki stok pupuk di lini III sebesar 911.458 ton atau setara 304 persen di atas ketentuan pemerintah.

"Jadi stok pupuk kami untuk pupuk subsidi sangat berlimpah saat ini," kata Bakir.

Bahkan untuk kebutuhan sepanjang tahun 2021 Bakir mengungkapkan pihaknya telah menjaga ketersediaan stok di lini I hingga lini IV yang mencapai 15 juta ton. "Pupuk Indonesia memiliki stok 15,3 juta ton, yang terdiri dari produksi 13,4 juta ton dan kita selalu memiliki stok di awal tahun 1,9 juta ton," kata dia.

Bakir memaparkan realisasi penyaluran pupuk bersubsidi sampai dengan akhir Mei 2021 sebesar 76 persen dari target hingga Mei, atau setara 3.090.083 ton dari target sampai dengan Mei 2021 sebesar 4.082.689 ton. "Jadi ada sekitar 1 juta ton kelebihan," kata dia.

Baca juga: Anggota DPR usulkan pengalihan subsidi pupuk menjadi subsidi harga

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021