Kita hanya menyemprotkan disinfektan di ruangan kelas yang vital
Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan melakukan penyemprotan disinfektan di SMA Negeri 46 Jakarta guna membersihkan ruangan kelas untuk pembelajaran tatap muka (PTM) pada Rabu (1/9).

Komandan Peleton Grup A Sektor II Sudin Gukalmart Kebayoran Baru, Nurul Komar mengatakan, penyemprotan itu dilakukan guna memberikan rasa nyaman bagi peserta didik yang akan belajar di kelas.

"Kita hanya menyemprotkan disinfektan di ruangan kelas yang vital. Setidaknya 30 persen dari total ruangan yang ada di SMA ini," kata Komar saat ditemui Jakarta, Selasa.

Ia mengaku mengerahkan satu unit mobil penyelamatan ringan (light rescue) dengan total empat orang personel dalam kegiatan penyemprotan tersebut.

Komar mengatakan bahwa pihaknya juga melakukan hal serupa di beberapa sekolah di Jakarta Selatan.

Baca juga: Ini alasan SMKN 2 Jakarta gunakan CLM sebelum PTM

"Kita tidak hanya di sini, kita lakukan juga di sekolah lain sesuai permintaan dari pihak sekolah," kata dia.

Sementara itu, staf sarana dan prasarana sekaligus guru kelas SMA N 46 Imas Sukaesih menyampaikan pihaknya akan terus bekerja sama dengan Sudin Gukalmart untuk memastikan kondisi lingkungan sekolah dalam keadaan bersih.

Dengan demikian, kata Imas, siswa yang menjalani PTM akan merasa nyaman tanpa ada kekhawatiran dengan ruangan kelas.

"Hal ini kita lakukan pasca pembelajaran selesai, supaya saat PTM anak-anak sudah siap. Kondisi siswa juga nyaman mengikuti pelajaran," katanya.

SMA Negeri 46 adalah salah satu sekolah penyelenggara PTM terbatas di Kebayoran Baru.

Baca juga: Orang tua siswa akui belum tahu CLM untuk PTM di Jakarta

Menurut Imas, pada hari perdana PTM, Senin, (30/8) hanya 45 siswa yang diijinkan ikut belajar di kelas.

"Kami sudah siapkan semuanya sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan, mulai dari gerbang atas sampai gerbang bawah. Dari total 27 kelas di sini, setiap harinya kami hanya buka tiga saja," kata Imas.

Ia menambahkan bahwa guna memastikan siswa yang belum berkesempatan belajar di sekolah, pihaknya melakukan sistem belajar campuran (blended learning)

"Jadi, materinya sama, cuma tempatnya saja yang berbeda, tentunya atas persetujuan orang tua kalau mereka diijinkan ikut PTM atau tidak," ungkapnya.

Baca juga: DPR pastikan evaluasi uji coba PTM saat PPKM Level 3

Pewarta: Sihol Mulatua Hasugian
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021