Islamabad (ANTARA) - Kekhawatiran berkembang di antara para pejabat Pakistan tentang ancaman keamanan dari negara tetangga,  Afghanistan, saat Taliban mencoba membentuk pemerintahan dan menstabilkan negara itu setelah kepergian pasukan Amerika Serikat dan negara-negara asing lainnya.

Islamabad sangat khawatir tentang kemungkinan para milisi kelompok terpisah, Taliban Pakistan, menyeberang dari Afghanistan dan meluncurkan serangan mematikan di wilayahnya.
 
Sudah ribuan orang Pakistan tewas dalam dua dekade terakhir akibat kekerasan yang dilancarkan kelompok garis keras. 

Dalam beberapa hari terakhir, sebuah serangan bom bunuh diri di luar bandara Kabul --yang diklaim dilakukan oleh cabang ISIS di Afghanistan-- di luar bandara Kabul menewaskan lebih dari 100 orang, termasuk 13 tentara Amerika Serikat. 

Kejadian itu menyoroti kecenderungan bahwa Afghanistan sedang menghadapi ancaman keamanan.  

Sebuah serangan roket terjadi di bandara Kabul, dan pada Minggu (29/8), tembakan oleh para anggota militan Taliban dari seberang perbatasan di Afghanistan menewaskan dua tentara Pakistan.

"(Kondisi pada) dua hingga tiga bulan ke depan sangat penting," kata seorang pejabat tinggi Pakistan.

Pejabat itu menambahkan bahwa Islamabad mengkhawatirkan peningkatan serangan militan di sepanjang perbatasan Afghanistan-Pakistan ketika Taliban mencoba mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh runtuhnya pemerintahan dan pasukan Afghanistan yang didukung negara-negara Barat.

"Kita (masyarakat internasional) harus membantu Taliban dalam mengatur kembali tentaranya agar dapat mengendalikan wilayahnya," kata pejabat itu. Ia merujuk merujuk pada ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok-kelompok militan saingan yang bangkit kembali, termasuk ISIS.

Baca juga: Kalah dari Taliban, tentara Afghanistan cari perlindungan di Pakistan
 
Para pejabat AS telah berulang kali menuduh Pakistan mendukung Taliban Afghanistan, yang mengangkat senjata dalam perang saudara pada pertengahan 1990-an sebelum merebut kekuasaan pada 1996.

Islamabad, salah satu dari sedikit ibu kota yang mengakui pemerintah Taliban yang digulingkan pada 2001, membantah tuduhan itu.

Pemerintah Pakistan telah mengatakan bahwa pengaruhnya terhadap gerakan itu telah berkurang, terutama sejak kepercayaan Taliban tumbuh setelah Washington mengumumkan tanggal penarikan penuh pasukan AS dan pasukan negara-negara lainnya.

Pejabat Pakistan itu, yang mengetahui langsung keputusan yang diambil negara menyangkut keamanan, mengatakan Pakistan berencana mengirim pejabat keamanan dan intelijennya ke Kabul untuk membantu Taliban mengatur ulang militer Afghanistan.

Bahkan, pejabat keamanan Pakistan yang akan dikirim mungkin adalah kepala Intelijen Antar-Layanan (ISI), badan sangat berpengaruh yang dimiliki Pakistan. 
 
Seorang juru bicara Taliban Afghanistan belum menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari tentang hubungan keamanan Afghanistan dengan Pakistan.


Pakistan Harapkan Kerja Sama Taliban

Meskipun pengakuan pemerintahan baru Taliban belum dibahas, pejabat Pakistan itu mengatakan dunia tidak boleh meninggalkan Afghanistan.

"Apakah kita mengakui pemerintah Taliban atau tidak, memastikan stabilitas di Afghanistan sangat penting," ujarnya.

Pejabat itu memperingatkan bahwa kelompok ISIS Khorasan (ISIS-K), sebuah cabang ISIS yang berafiliasi bebas dengan ISIS di Suriah dan Irak, secara aktif berupaya untuk meluncurkan serangan dan merekrut para pejuang baru.

Baca juga: Taliban: Serangan AS di Kabul tewaskan sejumlah warga sipil

Amerika Serikat baru-baru ini meluncurkan dua serangan pesawat tak berawak yang menargetkan berbagai fasilitas kelompok militan ISIS-K, termasuk satu di Kabul dan satu di dekat perbatasan timur dengan Pakistan.

Serangan itu dilakukan menyusul janji Presiden Joe Biden bahwa Amerika Serikat akan memburu orang-orang militan yang menjadi dalang di balik serangan bom bunuh diri baru-baru ini.

Taliban mengkritik tindakan itu sebagai "serangan yang  jelas dilakukan di wilayah Afghanistan".

Pakistan, yang angkatan bersenjatanya juga memiliki pesawat tak berawak serta pesawat konvensional, akan menghindari intervensi langsung di Afghanistan jika memungkinkan, kata pejabat itu.

Taliban Afghanistan telah meyakinkan negara tetangga bahwa mereka tidak akan membiarkan wilayahnya digunakan oleh siapa pun yang merencanakan serangan ke Pakistan atau negara lain.

Namun, pejabat itu menambahkan bahwa Islamabad mengharapkan Taliban Afghanistan menyerahkan para milisi yang merencanakan serangan terhadap Pakistan, atau setidaknya memaksa mereka pergi dari perbatasan Afghanistan-Pakistan.

Di daerah perbatasan itu, pasukan Pakistan dalam beberapa pekan terakhir selalu berada dalam keadaan siaga tinggi.
 

Sumber: Reuters

Baca juga: Semua tentara AS telah ditarik dari Afghanistan

Baca juga: AS serang militan ISIS di Kabul


 

Ledakan di Kabul tewaskan 90 warga Afghanistan dan 13 tentara AS

Penerjemah: Yuni Arisandy
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021