Tingginya impor bahan baku dan penolong itu diharapkan dapat mendorong produktivitas sektor ekonomi walau masih dalam situasi pembatasan kegiatan.
Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menilai produktivitas industri manufaktur mulai membaik karena realisasi impor bahan baku dan penolong di Ibu Kota pada Juli 2021 mencapai 5,23 miliar dolar AS atau naik 57,1 persen dibandingkan Juli 2020 sebesar 3,33 miliar dolar AS.

“Impor Juli 2021 sudah mendekati posisi impor sebelum terjadi pandemi 2019,” kata Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Sri Mulyani sebut kinerja manufaktur global positif 13 bulan beruntun

Dia memaparkan secara tahunan impor bahan baku dan penolong melalui pelabuhan di DKI pada Juli 2021 mencapai 3,56 miliar dolar AS atau naik 72,7 persen dibandingkan periode sama 2020.

Bahan baku dan penolong ini merupakan bagian terbesar dengan andil mencapai 86 persen dari total impor dengan komoditas utama adalah plastik dan barang dari plastik, mesin/peralatan mesin, serta besi dan baja.

Tingginya impor bahan baku dan penolong itu diharapkan dapat mendorong produktivitas sektor ekonomi walau masih dalam situasi pembatasan kegiatan.

Selain itu, impor barang modal juga naik 40 persen dibandingkan 2020 dengan andil hampir 20 persen dari total impor DKI dengan komoditas utamanya adalah mesin/pesawat mekanik, mesin elektronik dan kendaraan selain kereta api.

Baca juga: Menperin: Deindustrialisasi alarm pembenahan sektor industri

Sedangkan impor barang konsumsi pada Juli 2021 juga naik 19,9 persen secara tahunan dengan realisasi impor paling tinggi adalah komoditas daging mencapai 87,5 juta dolar AS.

Adapun negara importir terbesar pada Juli 2021 adalah China dengan nilai sebesar 1,83 miliar dolar AS, kemudian Jepang sebesar 704,5 juta dolar AS, Thailand 483 juta dolar AS.

Baca juga: CORE: Manufaktur penting didorong untuk capai pertumbuhan ekonomi 2022

Meski secara tahunan meningkat, namun dibandingkan Juni 2021, realisasi impor mencapai 5,78 miliar dolar AS atau menurun 9,5 persen.

Penurunan itu, kata dia, salah satunya disebabkan PPKM yang berlaku sejak 3 Juli 2021 hingga saat ini yang membatasi mobilitas dan kegiatan ekonomi.

Selain impor, realisasi ekspor Jakarta pada Juli 2021 juga tumbuh positif secara tahunan yakni mencapai 853,7 juta dolar AS atau meningkat 4,2 persen jika dibandingkan periode sama 2020 mencapai 819,4 juta dolar AS.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021