Jakarta (ANTARA) - KBRI Washington DC menyelenggarakan seminar daring “Mengindustrikan Makanan dan Bumbu Indonesia di Amerika Serikat” untuk memperluas pemasaran produk bumbu dan rempah-rempah serta mendorong gastrodiplomasi kuliner Indonesia.

Bekerja sama dengan Indonesian American Association (IAA), seminar yang diselenggarakan pada Rabu (1/9) itu dibuka oleh Wakil Duta Besar RI untuk AS Iwan Freddy Hari Susanto dengan menghadirkan narasumber William Wongso sebagai pakar kuliner nasional, Atase Perdagangan KBRI Washington Wijayanto, Atase Pertanian KBRI Washington Hari Edi Soekirno, serta Agus Setiawan selaku konsultan US Food and Drug Administration (FDA).

”Amerika Serikat memiliki pangsa pasar yang besar untuk produk rempah-rempah dari Indonesia,” ujar Wadubes Iwan Freddy dalam keterangan tertulis KBRI Washington, Kamis.

Nilai ekspor rempah-rempah Indonesia ke AS pada 2020 mencapai 175 juta dolar AS (sekitar Rp2,5 triliun). Selain itu, pada periode Januari-Juni 2021, nilai ekspor rempah-rempah Indonesia ke AS meningkat 1,22 persen yaitu sebesar 83,25 juta dolar AS (sekitar Rp1,2 triliun).

“Ini membuktikan bahwa peluang pasar Amerika Serikat untuk produk rempah-rempah Indonesia masih sangat tinggi,” kata Iwan, menambahkan.

Atase Perdagangan KBRI Washington Wijayanto kemudian memaparkan tentang peluang produk rempah dan bumbu Indonesia di pasar AS, persyaratan pendirian restoran di AS, dan kiat ekspor ke AS.

“Pasar Amerika Serikat merupakan pasar yang sangat ketat dan kompetitif, patuh pada regulasi adalah salah satu kunci penting menembus pasar Amerika Serikat,” papar Wijayanto.

Sementara Atase Pertanian KBRI Washington Hari Edi Soekirno menjelaskan mengenai strategi jitu untuk merebut pasar bumbu AS dengan industrialisasi makanan dan bumbu. Dalam paparannya, Hari menyampaikan mengenai potensi pasar rempah-rempah di AS, serta pentingnya untuk melakukan kolaborasi dan memperhatikan harga pasar.

Guna memfasilitasi pebisnis kuliner Indonesia di AS agar dapat menghadirkan produk makanan dan bumbu tanpa mengeluarkan biaya yang besar, pakar kuliner William Wongso mengusulkan konsep cloud-kitchen “Indonesia Makan”.

“Kita semua perlu bersinergi untuk mengindustrikan makanan dan bumbu Indonesia di Amerika Serikat,” kata William Wongso yang memperkenalkan konsep Indonesia food outlet di AS.

Menutup seminar yang berlangsung selama dua jam tersebut, Konsultan FDA Agus Setiawan menyampaikan berbagai regulasi dan persyaratan ekspor produk rempah-rempah ke AS.

Dikatakannya, pelabelan merupakan salah satu persyaratan penting untuk dipatuhi para pebisnis agar dapat menembus pasar AS.

Melalui keterangannya, KBRI Washington menegaskan akan terus berupaya dan bersinergi dengan berbagai pihak dalam melakukan penetrasi pasar dan meningkatkan ekspor produk Indonesia ke AS, salah satunya melalui seminar daring.

Seminar itu diharapkan dapat membantu para UMKM dan pebisnis kuliner Indonesia untuk dapat menggali peluang ekspor produk bumbu dan rempah-rempah Indonesia, serta dapat membangun sinergi bersama untuk mengindustrikan produk makanan dan rempah Indonesia di AS.

Mendapat antusiasme yang baik, seminar tersebut dihadiri oleh 382 peserta yang datang dari berbagai latar belakang profesi antara lain pebisnis kuliner, UMKM Indonesia, eksportir Indonesia, diaspora Indonesia di AS, serta importir bumbu dan rempah Indonesia di AS.

Baca juga: KJRI Chicago promosikan kuliner Indonesia di Amerika Serikat
Baca juga: KJRI San Francisco selenggarakan bazar virtual kuliner Lebaran
Baca juga: Kuliner halal Indonesia diminati warga Amerika


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021