Jakarta (ANTARA) - BMW berencana untuk mengurangi emisi karbon pada semua fase penggunaan kendaraannya, termasuk proses produksi, setidaknya 40 persen dari level 2019 pada 2030.

Produsen otomotif yang berbasis di Munich ini juga ingin meningkatkan proporsi bahan daur ulang yang dapat digunakan kembali dalam pembuatan kendaraannya dari 30 persen menjadi 50 persen untuk mencapai target pengurangan emisi karbon.

Baca juga: Fiat Chrysler rela menggelontorkan dana besar untuk Tesla

"Kami berkomitmen pada jalur yang jelas untuk mencapai target 1,5 derajat," kata CEO Oliver Zipse yang menyebut langkah perusahaan mengacu pada Perjanjian Paris, dikutip dari Reuters pada Jumat.

Menurut laporan TechCrunch, mengingat fakta sebagian besar penjualan mobil BMW masih menggunakan mesin pembakaran internal (ICE), perusahaan mengatakan kendaraan yang mereka produksi menyumbang 70 persen dari total jejak CO2.

Pada paruh pertama tahun ini, sekitar 11,44 persen dari total volume penjualan BMW merupakan kendaraan listrik hibrida plug-in (PHEV). Perusahaan menargetkan 1 juta unit di antaranya terjual pada akhir tahun 2021.

Pada kuartal kedua, sudah sekitar 850.000 kendaraan terjual namun untuk mencapai tujuan pengurangan emisi karbon BMW masih perlu meningkatkan penjualan kendaraan rendah atau nol emisi secara serius.

Di sisi lain, BMW belum menetapkan tenggat waktu untuk menghentikan produksi mobil berbahan bakar fosil mengingat masih menghadapi kesulitan atas perluasan kendaraan listrik termasuk kurangnya infrastruktur pengisian daya di seluruh Uni Eropa dan negara lain.

Kendati demikian, produsen pembuat mobil telah menetapkan berbagai target keberlanjutan, termasuk menargetkan setidaknya setengah dari penjualan BMW merupakan kendaraan listrik pada 2030 serta mengurangi emisi CO2 per kendaraan dan kilometer yang digerakkan oleh setidaknya setengah dari level 2019 dalam kerangka waktu yang sama.

Saat ini sama seperti pesaingnya, perusahaan telah memperingatkan bahwa pendapatan dalam beberapa bulan mendatang kemungkinan akan terganggu dipicu oleh kekurangan chip semikonduktor dan harga bahan baku, meskipun laporan laba menunjukkan kondisi perusahaan lebih kuat dari yang semula diharapkan dalam hasil kuartalan terbaru.


Baca juga: BMW iX3 debut di film "Shang-Chi and The Legend of The Ten Rings"

Baca juga: Hyundai hingga BMW "recall" kendaraan karena suku cadang rusak

Baca juga: BMW 320i Touring dan BMW 330i Sedan hadir di Indonesia, ini harganya
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021