Banjarnegara (ANTARA News) - Ratusan pengrajin batik tulis Gumelem yang tergabung dalam Paguyuban Songsong Yuwono, Desa Gumelem, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu, menggelar ritual sedekah bumi.

Ritual ini merupakan bentuk syukur mereka kepada Tuhan Yang Mahaesa dan sebagai media untuk memohon agar batik Gumelem dapat terus berkembang.

Demi melestarikan tradisi budaya peninggalan leluhur yang telah berkembang di wilayah tersebut, para pengrajin batik di Desa Gumelem rela meliburkan diri dan fokus mempersiapkan "ambeng" atau makanan untuk disantap bersama dalam rangkaian kegiatan ritual sedekah bumi ini.

"Ambeng" tersebut dibawa menggunakan tandu dengan iringan kesenian kentongan menuju pendapa makam Girilangan.

Sesampainya di tempat itu, para pengrajin batik berziarah ke makam Ki Ageng Gumelem yang merupakan pendiri Kademangan Gumelem pada zaman pemerintahan Kerajaan Mataram.

Usai berziarah, mereka kemudian menggelar acara doa yang dilanjutkan menyantap "ambeng" bersama.

Terkait ritual tersebut, Ketua Paguyuban Songsong Yuwono Suyanto mengatakan, ziarah ini bertujuan untuk mendoakan para leluhur dan mengenang jasa mereka yang telah mewariskan seni batik kepada masyarakat Gumelem.

"Secara turun temurun, membatik telah menjadi mata pencaharian masyarakat di wilayah ini," katanya.

Selain itu, kata dia, dalam ritual sedekah bumi yang dibarengkan dengan Hari Ulang Tahun Ke-5 Industri Batik Gumelem Tunjung Biru ini juga ditampilkan keseninan "Lengger Lanang" (tarian Lengger yang dibawakan oleh penari pria, red.).

Menurut dia, "Lengger Lanang" merupakan warisan budaya Desa Gumelem dari zaman Kademangan Gumelem.

Oleh karena warga kademangan ini merupakan masyarakat yang religius, kata dia, maka yang menjadi "lengger" (penari) adalah kaum laki-laki sehingga tidak mengundang maksiat.

Ia mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan agar kecintaan budaya dan pelestarian budaya lokal dapat terus tumbuh pada masyarakat sehingga kesenian "Lengger Lanang" maupun batik Gumelem tetap lestari dan berkembang.

"Kami ingin pertahankan itu, termasuk seni `Lengger Lanang` dan batik Gumelem," kata Yuwono.
(ANT/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010