Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 perlu menjadi momentum untuk mengembangkan berbagai program dalam rangka mendukung kinerja berbagai startup atau usaha rintisan di sektor teknologi yang mempercepat realisasi smart city (kota pintar).

Chief Digital Tech Ecosystem and Development Sinar Mas Land (pengembang properti), Irawan Harahap dalam rilis konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis, menyatakan bahwa pihaknya telah mentransformasi BSD City sebagai integrated smart digital city sejak awal tahun 2016 lalu.

Ia mengemukakan, kawasan tersebut sekarang telah lengkap dengan sarana serta prasarana berbasis digital seperti fiber optic untuk internet berkecepatan tinggi, traffic command centre dan sebagainya.

Lebih jauh, Sinar Mas Land juga membangun Digital Hub sebagai kawasan yang ditujukan sebagai pusat pendidikan, komunitas, perusahaan rintisan hingga perusahaan multinasional di bidang teknologi digital.

Baca juga: Luhut sebut ekonomi digital Indonesia ungguli Singapura dan Malaysia

"Digital Hub telah menjadi sebuah ekosistem bagi banyak perusahaan digital, termasuk dari ranah proptech dan smart city yang saat ini sangat dibutuhkan di masa pandemi ini. Hal tersebut mendorong Digital Hub untuk memfasilitasi startup proptech agar dapat dikembangkan oleh generasi muda dan hasilnya bisa dinikmati oleh masyarakat luas. Hal ini kami lakukan dalam kampanye Digital Hub Next Action (DNA) yang membantu akselerasi perusahaan rintisan," papar Irawan.

Di dalam kampanye Digital Hub Next Action, lanjutnya, Sinar Mas Land antara lain menggandeng perusahaan teknologi Prasetia Dwidharma, guna mengadakan program Escalate by Prasetia yang diluncurkan secara daring pada 9 September 2021.

Program itu, ujar dia, memberikan pembinaan bagi para pegiat startup serta memberikan akses bagi para peserta program untuk terkoneksi dengan pasar teknologi digital hingga investor.

"Kegiatan ini diharapkan bisa jadi wadah bagi perusahaan rintisan untuk berkembang secara berkelanjutan agar dapat berkontribusi bagi perkembangan kota pintar, khususnya di BSD City," paparnya.

Baca juga: RI-Inggris kerja sama bidang "startup" digital, bahas isu global

CFO Prasetia Dwidharma, Ardi Setiadharma menjelaskan bahwa program Escalate bertujuan untuk mengakselerasi perusahaan rintisan di industri teknologi kota pintar khususnya di bidang mobilitas, analisis data, sistem perparkiran, teknologi properti, hemar energi, dan pemberdayaan UKM/perdagangan/ritel.

"Dengan mengikuti program Escalate, perusahaan rintisan dapat melakukan proyek uji coba (pilot project) di ekosistem Sinar Mas Land dan Prasetia Dwidharma. Selain itu, peserta akan mendapatkan pengarahan dan bantuan validasi bisnis langsung dari mentor-mentor unggulan," ujar Ardi.

Menurut dia, hal tersebut akan membantu berbagai usaha rintisan itu antara lain untuk berkembang secara internal, serta sekaligus membantu mereka membuka wawasan serta memberi kesempatan dalam menghadapi kebutuhan perkotaan.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate memaparkan pengembangan program smart city di Indonesia dalam sesi kedua Pertemuan Pertemuan Tingkat Menteri G20 Bidang Digital secara virtual dari Jakarta, 5 Agustus 2021.

Menkominfo mendorong negara anggota G20 mengembangkan program smart city untuk menciptakan kota-kota yang mampu membantu masyarakat hidup lebih berkelanjutan dan produktif.

“Terdapat enam pilar yang menjadi dasar pelaksanaan program pengembangan smart city di Indonesia yakni smart governance, smart branding, smart economy, smart society, smart environment, dan smart living," ujar Johnny.

Dia mengatakan dengan mencakup enam aspek tersebut, kota-kota yang dipersiapkan untuk smart city diharapkan menjadi tempat yang cerdas untuk membantu keberlanjutan produktivitas masyarakat.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021