Jakarta (ANTARA) - Facebook meluncurkan kacamata pintar pertamanya pada Kamis (9/9), yang memungkinkan penggunanya untuk mendengarkan musik, menerima panggilan, mengambil foto dan video pendek, lalu membagikannya di seluruh layanan Facebook menggunakan aplikasi pendamping.

Mengutip Reuters, Jumat, kacamata tersebut dibuat bersama EssilorLuxottica, perusahaan induk Ray-Ban, dan dijual mulai dari 299 dolar AS atau sekitar Rp4,26 juta.

"Kami sudah lama percaya bahwa kacamata akan menjadi bagian penting dalam membangun platform komputasi berikutnya," kata CEO Facebook Mark Zuckerberg.

Baca juga: Facebook dan Ray-Ban siapkan kacamata pintar

Meski kacamata pintarnya dapat merekam foto dan video pendek, Facebook mengatakan tidak akan mengambil konten yang diambil menggunakan kacamata dan disimpan di aplikasi Facebook View untuk mempersonalisasi iklan.

Mereka juga memastikan bahwa kacamata itu akan menawarkan pengalaman yang bebas iklan.

Selain itu, kacamata tersebut memiliki asisten virtual opsional sehingga foto dan video dapat diambil secara handsfree melalui perintah suara.

Facebook mengatakan bahwa lampu LED pada kacamata akan muncul saat kamera menyala, untuk membuat orang lain sadar saat pemakainya mengambil foto atau video.

Facebook juga akan menerbitkan panduan dalam menggunakan kacamata seperti mematikannya di ruang pribadi dan tidak menggunakannya untuk tindakan ilegal seperti pelecehan atau menangkap informasi sensitif seperti kode PIN.

Saat ini, Facebook telah banyak berinvestasi dalam virtual dan augmented reality, mengembangkan perangkat keras seperti headset Oculus VR dan mengerjakan gelang atau wristband untuk mengontrol kacamata augmented reality.

Tahun lalu, Facebook mengatakan mereka butuh waktu lima hingga 10 tahun lagi untuk terjun ke pasar kacamata AR.

Perusahaan teknologi besar termasuk Amazon, Google Alphabet, Microsoft, Apple, dan Snap, juga telah berlomba-lomba untuk mengembangkan berbagai produk kacamata pintar.

Baca juga: Twitter uji coba fitur Komunitas mirip Grup Facebook

Baca juga: Facebook minta maaf soal label primata akibat ketidakcermatan AI

Baca juga: Interaksi hoaks di Facebook lebih banyak daripada berita

Penerjemah: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021