Timika (ANTARA News) - Persediaan pupuk urea, phonska dan ZA bersubsidi untuk kebutuhan para petani di Timika, Papua saat ini sudah habis.

Penyaluran pupuk bersubsidi di Timika dilakukan oleh Koperasi Serba Usaha (KSU) Sari Rasa.

Sekretaris KSU Sari Rasa Timika, Tadya Rujito, Selasa mengatakan pupuk urea dipasok dari PT Pupuk Kaltim, sedangkan pupuk phonska dan ZA dipasok dari PT Petro Kimia Gresik.

"Persediaan pupuk urea dan phonska sudah habis. Sedangkan pupuk ZA dalam bulan ini juga akan habis. Kita harapkan dalam waktu dekat tiga jenis pupuk itu bisa masuk ke Timika," kata Rujito.

Ia mengatakan, selain menyalurkan tiga jenis pupuk bersubsidi tersebut, sejak 2008 KSU Sari Rasa juga mendapat kepercayaan dari PT Petro Kimia Gresik dan PT Pupuk Kaltim untuk menjadi distributor tunggal penyaluran pupuk bersubsidi jenis SP 36, petro gamik dan NPK Pelangi.

Hingga November 2010, katanya, koperasinya telah menyalurkan sebanyak lebih dari 1.200 ton pupuk ke para petani setempat melalui 16 pengecer.

Menurut Rujito, kebutuhan pupuk tahun ini meningkat dari tahun 2009 dimana total penyaluran pupuk hingga 31 Desember 2009 sebanyak 1.201.394 ton.

"Kami memprediksikan tahun ini penyaluran pupuk meningkat hingga mencapai 1.300 ton karena permintaan pupuk bersubsidi sangat tinggi di Timika," jelas Rujito.

Ia mengatakan, kebutuhan pupuk tertinggi di Timika yaitu untuk Distrik Kuala Kencana dan Mimika Baru. Rata-rata para petani setempat membutuhkan pupuk untuk menggeluti usaha sayur-sayuran dan buah untuk dipasok ke PT Pangansari Utama (perusahaan yang menangani katering PT Freeport Indonesia) dan juga untuk kebutuhan masyarakat Kota Timika.

Selain itu, para petani di Timika seperti di Kampung Limau Asri-SP5 saat ini tengah menggeluti budi daya padi sawah dimana panen rayanya telah dilakukan pada bulan Oktober lalu.

Sedangkan permintaan pupuk untuk kebutuhan para petani lokal di distrik lain, katanya, belum signifikan. Selain karena potensi pertanian lokal belum digarap maksimal, juga jarak yang sangat jauh dengan kondisi transportasi yang mahal mengakibatkan para petani lokal kurang memanfaatkan pupuk untuk menunjang produksi pertaniannya.

Rujito mengatakan, harga jual pupuk bersubsidi di Timika sesuai dengan penetapan HET (harga eceran tertinggi) yang ditentukan dari pusat yakni ZA Rp1.400/kg, SP36 Rp2.000/kg, phonska Rp2.200/kg, petro gamik Rp700/kg, urea Rp1.600/kg dan NPK Pelangi Rp2.300/kg.

Selain pupuk bersubsidi, katanya, di sejumlah toko di Timika dijual pupuk non subsidi. Namun dengan harga yang sangat mahal mengakibatkan para petani enggan membeli pupuk non subsidi.

Selain menyalurkan pupuk bersubsidi, KSU Sari Rasa Timika selama ini juga menyuplai kebutuhan sayuran dan buah ke PT Pangansari Utama. (E015/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010