Rongga mulut adalah jendela kesehatan kita...
Jakarta (ANTARA) - Dokter gigi spesialis periodonsia konsultan di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), drg. Benso Sulijaya Suyono, Sp.Perio(K), PhD mengatakan, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terkena penyakit gusi mencakup menyikat gigi rutin hingga memilih makanan bergizi seimbang.

"Menyikat gigi rutin minimal 2 kali sehari, gunakan benang gigi atau sikat gigi khusus sela-sela gigi, berkumur dengan obat kumur jika perlu, bersihkan karang gigi setiap 6 bulan sekali, lakukan check-up gigi rutin ke dokter gigi, konsumsi makanan bergizi seimbang, serta dapat mengonsumsi probiotik (tablet hisap)," kata dia dalam siaran pers RSUI, dikutip Selasa.

Penyakit gusi termasuk masalah kesehatan gigi dan mulut akibat inflamasi pada gusi dan tulang penyangga gigi. Benso mengatakan, penyakit gusi mulai banyak terjadi pada orang berusia 36 tahun ke atas dan umumnya disebabkan penumpukan bakteri plak gigi serta bisa terkait penyakit sistemik seperti jantung, diabetes, penyakit pencernaan, dan lainnya.

"Warna gusi yang sehat yaitu pink coral atau merah muda pucat, tidak ada perdarahan gusi, bagaimana kita tahu tanda awal terjadinya peradangan gusi yaitu adanya benjolan pada gusi," kata dia.

Penyakit gusi dapat berdampak pada beberapa bagian tubuh dan kualitas hidup secara umum. Orang dengan penyakit gusi berisiko memiliki penyakit jantung, pneumonia dan penyakit saluran napas, memperparah kondisi gula darah pada penderita diabetes, serta berhubungan dengan penyakit sendi.

Selain penyakit gusi, bau mulut atau halitosis juga menjadi satu masalah di rongga mulut. Penyebabnya beragam antara lain akibat mengonsumsi makanan yang berbau tajam seperti jengkol atau petai, merokok, kebersihan mulut yang buruk, mulut kering, penggunaan obat-obatan khusus, infeksi rongga mulut, infeksi pada rongga hidung, sinus, tenggorokan, dan paru-paru, adanya penyakit sistemik hingga masalah psikis.

"Rongga mulut adalah jendela kesehatan kita. Sebanyak 700 spesies bakteri berkolonisasi di gigi, gusi, dan permukaan dalam pipi. Dari 700 spesies bakteri ini tidak semuanya jahat, namun ada beberapa bakteri yang perlu kita waspadai," demikian ujar Benso.

Baca juga: Pola makan hingga penyakit yang sebabkan gigi menjadi sensitif

Baca juga: Radang gusi bisa lebih parah gara-gara COVID-19

Baca juga: Cara Dimas Seto jaga kesehatan gigi dan gusi


 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021