Saat ini sudah banyak desa yang menunjukkan contoh-contoh terbaik dalam pengelolaan wewenang dan sumber daya
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menilai keberadaan desa di Indonesia akan kian penting di masa depan sebagai pusat peradaban yang mampu mewujudkan kepentingan warganya.

“Saat ini sudah banyak desa yang menunjukkan contoh-contoh terbaik dalam pengelolaan wewenang dan sumber daya. Fenomena ini memberikan bukti bahwa desa-desa di Indonesia merupakan masa depan Indonesia,” kata Yudian Wahyudi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca juga: BPIP: Desa Berdikari memiliki makna aktualisasi Pancasila

Dia mengatakan, saat ini ada banyak hal positif yang bisa dipelajari dari desa-desa di Indonesia. Mulai dari transparansi penggunaan dana desa, isu pemberdayaan masyarakat, hingga inovasi layanan.

“Desa-desa di Indonesia terus menunjukkan kemandirian dan inovasi yang mengembirakan dalam menggunakan dana desa, mendorong tumbuhnya inovasi, hingga meningkatkan layanan kependudukan bagi warganya,” kata dia.

Tren positif, lanjut Yudian, tidak lepas dari pendampingan yang dilakukan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).

Menurutnya, Kemendes PDTT memiliki tradisi yang hebat dalam memberikan insentif penghargaan untuk desa-desa dengan prestasi terbaik. Kemendes PDTT juga memiliki pendekatan yang menarik, yang secara holistik mengembangkan desa dari berbagai sudut, seperti tangguh bencana dan mengarusutamakan Sustainability Development Goals (SDGs) ke kebijakan desa.

Dia menegaskan, tren perbaikan di tingkat desa yang sedang berlangsung akan mengubah cara pandang masyarakat. Tren perbaikan desa diyakini akan membuat publik melihat bahwa masa depan kehidupan berkualitas itu ada di desa, bukan lagi di kota.

Sementara itu, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar juga terus berikhtiar menguatkan desa-desa menjadi harapan masa depan Indonesia.

“Seperti yang disampaikan oleh Prof. Yudian, kita tidak lagi menempatkan desa sebagai masa lalu. Justru sebaliknya, kita harus menempatkan desa menjadi masa depan,” tutur Gus Halim, sapaan akrab Abdul Halim Iskandar.

Oleh karena itu, pihaknya selalu mengembangkan istilah ruralisasi atau kembali desa. Menurutnya, dari berbagai kondisi yang dihadapi oleh bangsa dan negara, benteng teraman, terbaik, dan terkuat adalah desa.

Dalam kondisi pandemi yang melanda dunia saat ini pun, kata Gus Halim, terbukti desa memiliki daya tahan yang luar biasa.

"Bukan hanya urusan kesehatan, bahkan urusan ekonomi pun seluruh sektor mengalami pertumbuhan minus kecuali pertanian, dan semua tahu bicara pertanian adalah kehidupan di desa,” kata Gus Halim.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2021