Denpasar (ANTARA) - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengharapkan para Duta Besar Republik Indonesia yang bertugas di negara-negara anggota ASEAN dapat turut mempromosikan Pulau Dewata karena daerah setempat sudah sangat siap menerima kunjungan wisatawan mancanegara.

"Dalam kurun beberapa hari ini kasus aktif di Bali melandai, angka kesembuhan selalu di atas kasus aktif harian. Bahkan saat ini PPKM di Bali telah diturunkan menjadi level 3," kata Wagub Bali dalam keterangan tertulisnya di Denpasar, Jumat.

Wagub yang biasa disapa Cok Ace itu sebelumnya menyampaikan pernyataan tersebut dalam Forum Brainstorming Kepala Perwakilan RI di Kawasan Asia Tenggara terkait dengan "Kesiapan Bali dalam menerima Wisatawan Mancanegara dan Penjajakan Pembentukan Travel Bubble dengan negara ASEAN" secara virtual pada Kamis (23/9).

Selain itu, lanjut dia, sudah tidak ada lagi zona merah di Bali. Lima kabupaten berada di zona kuning dan empat lainnya zona oranye.

Menurut guru besar ISI Denpasar ini, Pemprov Bali telah menyiapkan "grand design" penerimaan wisatawan mancanegara mulai dari kedatangan, karantina, perjalanan selama di Bali hingga keberangkatan kembali ke negara asal.


Baca juga: Bali hanya izinkan wisata alam dan budaya dibuka untuk uji coba

"Tidak hanya itu, kami bahkan telah bekerja sama dengan TNI-Polri dan juga Satpol PP untuk menjaga ketat pintu-pintu masuk ke Bali," ujarnya yang didampingi Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho dan Ketua BTB Ida Bagus Agung Partha Adnyana itu.

Dari segi pelayanan medis, Pemprov Bali telah menunjuk 62 RS rujukan COVID-19 yang tersebar di seluruh Bali. "Bahkan jumlah tenaga kesehatan kami sudah memadai untuk melayani jika hal terburuk terjadi. Termasuk ketersediaan fasilitas kesehatan seperti oksigen sudah sangat memadai di setiap RS," katanya.

Dari segi pelaku pariwisata, ia mengaku sekitar 1.871 tempat di Bali yang terdiri dari hotel, restoran, destinasi pariwisata, mall hingga tempat umum telah tersertifikasi CHSE dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

"Saat ini Pemprov Bali juga tengah mendorong penggunaan aplikasi PeduliLindungi sebagai salah satu syarat memasuki tempat publik. Semua usaha tersebut tentu saja juga didukung dengan capaian vaksinasi yang cukup baik di Bali," kata pria yang juga Ketua PHRI Bali itu.

Dari berbagai penjabaran tersebut, ia berharap pintu pariwisata Bali untuk wisman bisa segera dibuka dan kerjasama negara-negara ASEAN dengan didukung oleh para dubes untuk kerja sama di bidang pariwisata.


Baca juga: Pelaku pariwisata: Desa wisata jadi alternatif bangkit dari pandemi

Mengenai "travel bubble" yang ditawarkan oleh Dubes RI untuk Laos Pratito Soeharyo, ia sangat mengapresiasi dan tentu saja membuka peluang. Hanya saja, ia melanjutkan untuk berbagai ketentuan dan persyaratan tentu saja harus menunggu arahan dari pemerintah pusat.

Selain di bidang pariwisata, Wagub Cok Ace juga menawarkan kerjasama dengan negara-negara ASEAN di bidang pertanian. "Jika ada perusahaan dari negara ASEAN yang ingin berinvestasi untuk pengolahan hasil pertanian hingga kami bisa mengekspornya, kami sangat mengapresiasi," ucapnya.


Baca juga: Menparekraf minta masyarakat Bali patuh prokes untuk kesiapan wisata

Baca juga: Wagub yakinkan kesiapan Bali buka pintu wisata internasional pada Juli

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021