Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi III DPR RI Andi Rio Idris Padjalangi mengutuk keras para pelaku teror dan meminta kepada aparat kepolisian untuk segera menangkap para pelaku teror yang memberi ancaman terhadap para tokoh agama.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, ancaman terhadap tokoh agama sedang marak terjadi di tengah masyarakat. Bahkan, pelaku teror tersebut telah menimbulkan korban tewas, yakni seorang ustadz. Korban ditemukan tewas akibat ditembak oleh seseorang yang tidak dikenal di wilayah Tangerang, Banten.

"Tangkap para pelaku, jangan sampai ancaman teror semakin meluas kepada para tokoh agama di tengah masyarakat," Andi Rio.

Ia juga mengatakan, kepolisian harus dapat memberikan jaminan keamanan kepada tempat ibadah, sehingga para tokoh agama merasa aman dan nyaman dalam melakukan kegiatan beribadah.

Politikus Golkar itu mendorong agar kepolisian dapat mengedepankan fungsi intelijen di lapangan, sehingga dapat lebih maksimal dalam melakukan upaya pencegahan dan deteksi dini terhadap ancaman-ancaman teror yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab.

Baca juga: Ketua MPR: Usut tuntas kasus penyerangan tokoh agama

Baca juga: Wapres ingatkan tokoh agama jaga keharmonisan antarumat beragama


Perbuatan teror oleh pihak-pihak tersebut, menurut Andi, dapat membuat situasi Indonesia menjadi kacau balau.

"Situasi Indonesia saat ini aman dan terkendali, jangan sampai ada pihak yang sengaja membuat situasi Indonesia memburuk. Polri harus dapat bekerja maksimal bersama stakeholder (pemangku kepentingan, red.) lainnya," ujar Andi.

Kemudian, Andi Rio menjelaskan bahwa ancaman teror yang dikatakan oleh pemerintah Jepang terhadap Indonesia terbukti nyata.

Sebelumnya, pemerintah Jepang meminta warga Jepang yang berada di Indonesia untuk waspada dan menjauhi tempat ibadah serta kerumunan.

"Tentunya ini pukulan berat bagi pemerintah, khususnya aparat keamanan di Indonesia. Mengapa negara lain justru lebih mengetahui ancaman yang akan timbul di tanah air Indonesia? Tentunya hal ini tidak boleh terjadi ke depannya," tutur Andi Rio.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021