Apa yang diimpor dari Australia adalah barang setengah jadi, artinya ini sangat penting untuk inovasi industri
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyebut neraca perdagangan Indonesia dengan Australia yang mengalami defisit karena RI banyak mengimpor bahan baku dan bahan penolong dari Negeri Kanguru itu untuk mengembangkan industri dalam negeri.

"Apa yang diimpor dari Australia adalah barang setengah jadi, artinya ini sangat penting untuk inovasi industri," kata Mendag Lutfi saat menggelar konferensi pers bersama Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Dan Tehan yang disiarkan virtual, di Jakarta, Rabu.

Mendag Lutfi menyampaikan beberapa komoditas impor dari Australia ke Indonesia yaitu daging sapi, energi, serta batu bara.

"Ini adalah bagian dari sistem, sehingga kami dapat menggerakkan industri sehingga apa yang kita impor masih merupakan kebutuhan yang pokok," ujar Mendag.

Baca juga: IA-CEPA berlaku, Australia bisa ekspor 575.000 ekor sapi bebas bea

Namun demikian, lanjut Mendag Lutfi, dalam waktu dekat Indonesia ingin kerja sama yang lebih berkelanjutan, misalnya industri dengan teknologi tinggi yang dibawa dari Australia ke Indonesia.

"Dan saya berharap Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), Australia juga dapat meningkatkan pembangunan kami di masa depan," ujar Mendag Lutfi.

Diketahui pada periode Januari-Juli 2021 nilai ekspor Indonesia ke Australia sebesar 1,85 miliar dolar AS atau naik dari tahun sebelumnya sebesar 1,36 miliar dolar AS pada periode yang sama.

Sementara impor Indonesia pada periode tersebut yakni 4,96 miliar dolar AS atau naik dari tahun sebelumnya pada angka 2,69 miliar dolar AS.

Baca juga: Mendag dorong otomotif Jepang di Indonesia ekspor mobil ke Australia
 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021