Surabaya (ANTARA) - Mahasiswa Institut Teknologi Telekomunikasi (IT Telkom) Surabaya menciptakan Workbench Ergonomis atau alat bantu aktivitas bank sampah, untuk memudahkan penggiat sampah memilah dengan mudah dan sehat.

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat IT Telkom Surabaya, saat melakukan tugas pengabdian di Kawasan Bulaksari, Surabaya, Rahaditya Dimas, Sabtu, mengatakan penciptaan alat bantu aktivitas bank sampah saat timnya yang terdiri dari Abduh Sayyid Albana, dan Ayu Endah Wahyuni melakukan penelusuran di masyarakat Bulaksari.

Di lokasi itu, ditemukan para ibu rumah tangga dengan kondisi tidak ergonomis, yakni melakukan sortir sampah menggunakan mini stool yang tidak terdapat sandaran punggung, kemudian untuk pembersihan menggunakan alat potong, para ibu tersebut juga tidak menggunakan alat pelindung tangan.

"Terakhir untuk pengarungan juga tidak ada alat bantu untuk memudahkan proses tersebut dilakukan," kata Adit, panggilan akrab Rahaditya Dimas.

Baca juga: Pemkot Jaksel targetkan kurangi produksi sampah 300 ton per hari

Baca juga: Pemkot Jaksel ajak warga sukseskan gerakan "Ayo Menabung Sampah"


Berdasarkan kondisi tersebut Tim IT Telkom Surabaya membuat workbench ergonomis untuk membantu aktivitas bank sampah.

Alat itu, dibuat dengan meja kerja yang mengakomodasi empat kegiatan sekaligus, yaitu kegiatan pemilahan sampah air minum dalam kemasan (AMDK), pembersihan sampah AMDK dari sisa label pabrikan, alat pres untuk meratakan botol plastik, hingga pengarungan.

Dengan alat itu, kata Adit, memudahkan kegiatan pemilahan sampah untuk mendukung program Zero Waste Surabaya.

"Kami sudah serahkan alat itu, dan penyerahan alat dilakukan di Balai RW 06 Bulaksari yang dihadiri langsung Zaenal Ishom selaku ketua RW dan perwakilan ibu-ibu penggiat bank sampah di lingkungan RW06," katanya.

Dari kegiatan tersebut, ketua RW dan ibu penggiat sampah menyambut positif alat yang dirancang oleh Dosen dari Institut Teknologi Telkom Surabaya dan memberikan masukan untuk membuat alat semakin baik

Ia berharap alat tersebut dapat dibuat lebih banyak agar lebih banyak pula penggiat bank sampah yang tertolong guna mendukung program Zero Waste Surabaya.

"Kami menyadari permasalahan sampah ini harus tertangani dengan baik, dan dengan alat bantu ini bisa mempermudah pegiat sampah," katanya.*

Baca juga: Bank Sampah Budi Luhur "sulap" sampah anorganik jadi emas

Baca juga: DKI targetkan 2.742 RW mampu pilah sampah

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021