Jakarta (ANTARA) - Tim polo air putra Jawa Barat (Jabar) mencetak sejarah di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua dengan mengalahkan tim DKI Jakarta dengan skor 8-5 sekaligus memastikan meraih medali emas di kolam renang Stadion Aquatik Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Minggu.

Dengan kemenangan pada pertandingan terakhir yang menggunakan sistem round robin tersebut, tim Jabar memuncaki klasemen akhir dengan 12 poin. Poin tersebut didapat setelah meraih empat kemenangan dari empat pertandingan yang dijalani.

Tiga kemenangan Jabar sebelumnya didapat setelah menaklukkan Papua 20-12, mengalahkan Jambi 19-3 dan menghempaskan Jawa Timur 22-12.

Momen sejarah yang dicatat oleh tim Jabar juga tambah istimewa karena diraih di hadapan Gubernur Jabar Ridwal Kamil bersama jajarannya. Kedatangan orang nomor satu di Jabar ini bisa dikatakan sebagai penyuntik motivasi pada atlet.

"Di awal laga kami tertinggal sampai tiga gol, sangat berat buat kami. Tapi di kuarter selanjutnya pemain DKI emosinya labil, sehingga Jabar bisa menyusul," kata Pelatih Kepala Jawa Barat, Henry Marciano Raditya dalam keterangan resminya.

"Senang sekali ya karena Jabar terakhir merebut emas polo air putra pada PON pertama 1948. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu," katanya menambahkan.

Kekalahan dari Jabar jelas membuat di tim DKI Jakarta harus puas mendapatkan medali perak meski pada awalnya tim ibukota ini menjadi unggulan pada kejuaraan empat tahunan ini.

"Para pemain DKI sudah berusaha keras, bahkan kami sempat memimpin di kuarter-kuarter awal. Namun Jabar lebih dinaungi keberuntungan di PON XX Papua. Selamat untuk Jabar," kata Pelatih DKI, Dean Baldwin.

Sementara itu, tuan rumah Papua harus puas dengan medali perunggu setelah di pertandingan keempat menaklukkan Jambi dengan skor 20-17. Ini juga sejarah bagi Papua yang berhak mendapatkan perunggu untuk kali pertama di ajang polo air putra.

 Baca juga: Polo air putra Jawa Barat kalahkan tuan rumah Papua pada laga pertama
Baca juga: Tim Polo Air Putri DKI Jakarta raih medali emas

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021