Medan (ANTARA News) - Bayi kembar siam dempet dada atau thoraco phagus conjoined twin Safana dan Safani akhirnya meninggal dunia, Senin, setelah sempat hampir sepekan menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Direktur Umum Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan dr. Azwan Hakmi, di Medan, Senin, mengatakan, bayi kembar siam tersebut meninggal akibat adanya gangguan pernafasan pada kedua bayi.

Gangguan tersebut diakibatkan karena paru-paru serta jantung pada kedua bayi kembar siam itu tidak berkembang dengan baik.

"Bayi ini lahir tidak cukup umur, sehingga paru-parunya tidak berkembang sempurna dan berakibat pada gangguan pernapasan. Kami sudah melakukan perawatan optimal dengan memberikan pertolongan dengan memasang ventilator, antibiotik, cairan dan lainnya," katanya.

Keduanya meninggal Senin pagi dalam waktu yang berbeda, untuk bayi pertama meninggal dunia sekira pukul 08.40 Wib, sedangkan bayi II meninggal sekitar pukul 08.43 Wib. Kedua bayi kembar siam asal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang itu menghembuskan nafas terakhirnya di Ruang ICU Anak rumah sakit milik Kemenkes tersebut.

Dr Pertin, Sp. A, salah seorang tim medis yang melakukan perawatan terhadap kedua bayi kembar tersebut kedua organ tubuh bayi seperti paru dan jantung tidak berfungsi dengan baik karena bayi lahir tidak cukup bulan.

"Bayi ini lahir prematur, sehingga organ-organ yang dia miliki tidak berfungsi karena organnya tidak sempurna terbentuk. Maka kedua bayi mengalami kesulitan bernafas. Sebenarnya bayi ini belum siap untuk lahir," katanya.

Ibu kedua bayi kembar siam tersebut Elfrida Naibaho (29) mengaku sangat sedih karena sejak melahirkan ia belum sempat melihat anaknya karena harus menjalani perawatan pasca-melahirkan di RS Imelda.

"Waktu kedua anak saya ini hidup, saya belum pernah melihatnya karena saat itu saya masih dirawat di RS. Imelda. Rencananya hari inilah saya mau melihatnya, ternyata bayi kembar saya sudah meninggal duluan," katanya.
(KR-JRD/E001/A038)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011