"Ya memang ada pergantian Kapolda, Kapolres Pandeglang dan Dir Intelkam Polda Banten, berdasarkan telegram dari Mabes Polri yang diterima Polda Banten hari ini," kata kabid Humas Polda Banten AKBP Gunawan saat dikonfirmasi di Serang, Jumat.
Gunawan mengatakan, Kapolda Banten yang sebelumnya dijabat Brigjen Pol Agus Kusnadi sesuai telegram tersebut akan digantikan Brigjen Pol Drs Putut Bayu Sena, M.Si yang sekarang menjabat Wakapolda Metro Jaya. Selain Kapolda banten Brigjen Pol Agus Kusnadi, Kapolres Pandeglang AKBP Alex Fauzi Rasyad dan Dir Intelkam Polda Banten Kombes Pol Adityawarman juga diganti.
"Selain Pak Kapolda dan Kapolres Pandeglang, Dir Intelkam Polda Banten juga diganti," kata Gunawan tanpa menyebutkan siapa pengganti Kapolres Pandeglang dan Dir Intelkam Polda Banten tersebut.
Gunawan tidak memberikan penjelasan saat ditanya pergantian Kapolda Banten, Kapolre Pandeglang dan Dir Intelkam Polda Banten tersebut, terkait dengan tragedi berdarah yang mengakibatkan empat jemaah Ahmadiyah tewas dalam bentrokan di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang Minggu (6/2).
"Sebab adanya pergantian itu jangan tanya saya, tanya ke Mabes Polri saja. Serah terima jabatan dilangsungkan di Mabes Polri Senin," kata AKBP Gunawan.
Sekedar diketahui Brigjen Agus Kusnadi, Kombes Adityawarman, dan AKBP Alex Fauzi Rasyad serta sejumlah pejabat lainnya Selasa (8/2), diperiksa tim Inspektorat Pengawasan Umum (Irwasum) Mabes Polri yang dipimpin langsung Komjen Pol Nanan Soekarna terkait bentrokan ribuan warga Cikeusik dengan jemaah Ahmadiyah.
Sementara itu, Penyidik gabungan dari Mabes Polri, Polda Banten, dan Polres Pandeglang menetapkan empat tersangka baru dalam kasus bentrokan di Cikuesik. Mereka adalah KE, KM, KMH, dan YA alias I. Sebelumnya polisi sudah menetapkan UJ sebagai tersangka, sehingga total tersangka dalam kasus bentrok warga dengan jamaah Ahmadiyah di Kampung Peundeuy, Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang menjadi lima orang.(*)
(U.M045/M020)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
