Jakarta (ANTARA) - Head of High-Tech, Property & Consumer Goods MarkPlus, Rhesa Dwi Prabowo, menilai produk fesyen menjadi salah satu tren yang akan tetap bertumbuh, hal tersebut didukung oleh hasil survei Markplus yang menyebutkan kategori fesyen menduduki posisi pertama produk lokal favorit yang dibeli konsumen di platform e-commerce.

Baca juga: Pemerintah target tiga sektor prioritas untuk industri halal

“Fesyen itu menjadi salah satu tren yang akan tetap bertumbuh. Bahkan beberapa brand lokal mengudara di New York Square Times, mereka juga kolaborasi dengan beberapa e-commerce yang penjualannya sangat fantastis,” kata Rhesa saat webinar “MarkPlus Insight: Peran E-commerce dalam Mendukung Merek Lokal Selama Pandemi” pada Kamis.

Berdasarkan hasil survei, sebanyak 63,8 persen pengguna e-commerce membeli produk fesyen. Selanjutnya diikuti oleh produk makanan dan minuman sebesar 49,4 persen, produk rumah tangga 48,2 persen, produk mainan dan hobi 40,6 persen, serta produk ibu dan bayi 36,2 persen.

Survei tersebut diambil dari 500 responden, baik laki-laki maupun perempuan, yang merupakan pengguna aktif e-commerce dan pernah membeli produk lokal. Responden berasal dari berbagai kota di seluruh Indonesia yang berusia 18 sampai 44 tahun.

“Selain produk sehari-hari ternyata produk rumah tangga dan mainan juga masuk ke jajaran top 5 produk lokal yang dibeli konsumen karena memang waktu yang dihabiskan di rumah semakin lebih banyak. Mereka mulai menyalurkan hobi-hobinya dengan membeli barang-barang yang mereka minati,” ujar Rhesa.

Ia menyebutkan kecenderungan konsumen membeli produk lokal semakin meninggi karena didorong beberapa faktor, salah satunya pemasaran online menjadi fokus bagi para pelaku usaha produk lokal selama pandemi.

“Sekarang mindset orang Indonesia sudah tidak lagi malu menggunakan produk Indonesia, mungkin kalau dulu harus branded luar negeri. Padahal secara kualitas pun tidak kalah, bahkan lebih bagus, dengan harga yang lebih affordable dan brand-nya pun dikemas dengan lebih fun dan relevan dengan masyarakat,” katanya.

Rhesa juga berpendapat platform e-commerce telah berhasil mengedukasi masyarakat terkait keamanan dan kenyamanan dalam berbelanja online sehingga membuat penetrasinya semakin meningkat.

“Literasi digital yang sudah sangat masif itu bisa membuat industri e-commerce naik signifikan berkali-kali lipat,” ujarnya.

Selain itu, faktor promosi, seperti diskon atau bebas ongkos kirim, meskipun harganya tidak signifikan namun masih menjadi faktor pendorong utama konsumen memilih berbelanja di e-commerce. Terakhir, terkait faktor originalitas e-commerce sehingga konsumen tidak takut jika produk yang dibelinya palsu.

Peranan e-commerce dinilai penting sebagai penyedia kemudahan berbelanja bagi para konsumen saat ini. Data lain dari survei Markplus juga menunjukkan bahwa 51 persen responden memilih Tokopedia sebagai e-commerce yang paling diminati untuk membeli produk lokal, diikuti Shopee (40,8 persen), Lazada (4 persen), Bukalapak (3,4 persen), JD.ID (0,4 persen), dan Blibli (0,4 persen).


Baca juga: Tokopedia x Dekranas Luncurkan "Festival Fashion Lokal Jabar"

Baca juga: Menteri PPPA: Fesyen batik tumbuh stabil di masa pandemi

Baca juga: BI: Pengeluaran belanja fesyen muslim RI ke-5 terbesar di dunia

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021