Pada sisi lain, kekuatan kebijakan moneter dan fiskal global yang tidak merata dapat menimbulkan kerentanan keuangan, terutama di negara-negara berkembang
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani mendorong pemulihan ekonomi yang merata pada pertemuan Komite Pembangunan yang dihadiri oleh Presiden Grup Bank Dunia (WBG), Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF), dan perwakilan negara-negara anggota Grup Bank Dunia.

Dalam pertemuan ini, Menkeu yang mewakili negara-negara anggota South East Asia Voting Group (SEAVG), menyampaikan bahwa percepatan pemulihan ekonomi bergantung kepada beberapa hal, termasuk pada akses dan distribusi vaksin, kapasitas fiskal, dan rantai pasokan global.

"Pada sisi lain, kekuatan kebijakan moneter dan fiskal global yang tidak merata dapat menimbulkan kerentanan keuangan, terutama di negara-negara berkembang. Dalam hal ini, Bank Dunia dapat memimpin dan membangun koordinasi yang lebih kuat dengan lembaga keuangan internasional lain untuk memastikan kerja sama kebijakan global yang terpadu guna mengatasi masalah-masalah global tersebut," kata Sri Mulyani dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Ia melanjutkan pandemi COVID-19 menunjukkan bahwa investasi dalam pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons krisis begitu penting. Semua negara menghadapi risiko krisis tidak hanya dari pandemi, tapi juga bencana alam dan peristiwa terkait iklim.

"Negara membutuhkan kebijakan, mekanisme, institusi, dan sumber daya yang lebih kuat untuk meningkatkan ketahanan. Dalam hal ini, Grup Bank Dunia harus membantu pada bidang-bidang utama, termasuk memperkuat kerangka fiskal dalam menerapkan kebijakan kontra-siklus dengan lebih baik, mendorong perbaikan modal manusia, dan mengembangkan kualitas dan volume infrastruktur," imbuhnya.

Di samping itu, Grup Bank Dunia juga mesti membantu dalam peningkatan akses terhadap energi, pembangunan sistem perlindungan kesehatan dan sosial yang kuat, dan pengembangan infrastruktur digital yang penting untuk memperkuat ketahanan negara.

Sementara itu, pembangunan yang lebih baik, lanjut Sri Mulyani, menuntut investasi yang tegas dan pembiayaan yang inovatif. Komunitas global pun harus membentuk mekanisme pembiayaan yang akan memungkinkan negara-negara, baik secara individu maupun kolektif, merespons secara lebih efektif ancaman global di masa depan untuk lebih cepat memulihkan ekonomi global.

"WBG dan IMF harus bekerja sama dengan lembaga keuangan internasional lainnya untuk melengkapi negara-negara dengan sumber daya dan instrumen yang diperlukan guna menciptakan standar yang lebih kuat untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap potensi krisis”, tegas Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani: 170 negara alami kontraksi ekonomi terburuk, termasuk RI
Baca juga: Menkeu: Pemerintah gencar tingkatkan PDB melalui urbanisasi
Baca juga: Pemerintah adopsi rekomendasi Bank Dunia terkait urbanisasi

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021