Lebak (ANTARA) -
Komoditi gula aren kini menjadi produk unggulan masyarakat padesaan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
 
Produksi gula aren juga di tengah pandemi hingga kini tetap berkembang, bahkan mampu ekspor ke Korea Selatan.
 
Sentra-sentra produksi gula aren di Kabupaten Lebak tersebar di sejumlah kecamatan di antaranya Sobang, Cigemblong, Muncang, Cijaku, Malingping, Cihara, Cilograng, Bayah dan Panggarangan.
 
Berkembangnya sentra kerajinan gula aren di daerah itu, karena terdapat perkebunan pohon aren yang tumbuh di lahan- lahan perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian di atas 500 meter di permukaan laut.
 
Mereka petani mengembangkan budidaya perkebunan aren itu hingga menghasilkan produksi tujuh tahun dapat mengeluarkan cairan nira sebagai bahan baku gula.
 
Para perajin itu memproduksi gula aren dalam bentuk cetak dan bentuk bubuk yang disebut gula semut.
 
" Kami terus meningkatkan mutu dan kualitas," kata Kepala Seksi Sarana dan Pemberdayaan Industri Kecil Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Sutisna, Rabu.
 
Terbesar
 
Produksi gula aren di Kabupaten Lebak kini masuk terbesar di Tanah Air dengan mencapai 360 ton per bulan atau rata-rata 12 ton per hari dari 6000 unit usaha.
 
Mereka pelaku usaha gula aren jika dua orang per unit usaha sehingga sebanyak 12.000 perajin.

Perguliran ekonomi gula aren cukup besar hingga mencapai Rp 96 miliar lebih per tahun dari 6000 unit usaha dan menyerap tenaga kerja hingga ribuan orang.

"Saya kira Lebak hingga kini sebagai penghasil gula aren terbesar di dunia dan mengalahkan Thailand, Malaysia dan Vietnam," katanya menjelaskan.

Pemerintah daerah mendorong produksi gula aren berkembang di Kabupaten Lebak sehingga mampu mengatasi kemiskinan ekstrem.

Pertumbuhan ekonomi masyarakat padesaan melalui usaha kerajinan gula aren dapat meningkatkan kesejahteraan.

Kelebihan gula aren di sini, selain rasanya manis, beraroma juga tahan lama serta kadar gulanya relatif kecil sehingga cocok bagi penderita diabetes.

Permintaan gula aren untuk pasar domestik dan mancanegara hingga kini cenderung tinggi karena masuk kategori makanan organik tanpa menggunakan zat kimia.

Selain itu juga gula arena Lebak memiliki sertifikat internasional sehingga menembus pasar dunia.

Mereka para konsumen produksi gula aren selain digunakan untuk pencampur makanan pemanis juga bisa menyembuhkan beberapa jenis penyakit.

Bahkan, produk gula aren Kabupaten Lebak menjadikan percontohan di Tanah Air dan menjadikan studi banding.

"Kami yakin perajin gula aren di Lebak menjadikan andalan ekonomi masyarakat, juga menyerap lapangan pekerjaan," katanya menambahkan.

Ekspor

Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mitra Mandala Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak Anwar Aan mengatakan saat ini permintaan gula semut ke Korea Selatan mulai menggeliat setelah Presiden Jokowi meluncurkan ekspor produksi pertanian dan perkebunan pada Agustus 2021 lalu.
 
Permintaan ekspor meningkat dari sebelumnya ekspor ke Korea Selatan sebanyak satu ton kini menjadi dua ton.
 
Produksi gula semut yang dirintis tahun 1999, kata dia, mampu ekspor ke Eropa, Jepang, Amerika Serikat dan Singapura.
 
Bahkan, sebelum pandemi mampu mengekspor gula semut ke Australia antara 20-30 ton/ bulan.
 
Permintaan gula semut di negara Kanguru itu cukup tinggi untuk memenuhi permintaan hotel, super market juga produksi aneka makanan di negara itu.
 
Tingginya permintaan pasar ekpsor itu setelah mengikuti pameran produk gula semut Lebak di sejumlah negara Eropa, Australia hingga Asean melalui sponsor perusahaan eksportir dari Jakarta.
 
"Kami merasa bangga komoditas lokal itu mampu menembus pasar ekspor," katanya.
 
Meningkat
 
Awa (45) seorang pemilik Toko Najwa yang menjual produk aneka makanan tradisional mengatakan sejak sebulan terakhir ini cenderung permintaan gula semut meningkat dari 30 kilogram kini menjadi 100 kilogram per hari.
 
Jika terjual 100 kilogram dengan harga Rp40 ribu/ kilogram maka bisa menghasilkan omzet pendapatan Rp4 juta/ hari.
 
Meningkatnya permintaan gula semut karena kasus pandemi COVID-19 itu, kata dia, menurun drastis sehingga pemerintah setempat membolehkan kembali aktivitas kegiatan ekonomi masyarakat, namun tetap mematuhi protokol kesehatan.

Kebanyakan konsumen itu datang untuk membeli oleh-oleh khas makanan tradisional Lebak.
 
Pasokan gula semut diperoleh dari dari perajin lokal, seperti Malingping, Cijaku dan Sobang. Produk gula semut itu asli murni dari gula aren tanpa campuran dan bisa bertahan satu tahun lebih.
 
Begitu juga pedagang lainnya, Nita (35) mengaku saat ini permintaan gula semut relatif meningkat dibandingkan saat pandemi.
 
Omzet penjualan juga tidak tanggung-tanggung bisa mencapai Rp5 juta-Rp6 juta per hari.
 
Produksi gula aren jenis semut kini sudah dipasarkan di sejumlah hotel berbintang di Provinsi Banten, DKI Jakarta, Bandung dan Bali.
 
Karena itu, tidak heran jika menginap di hotel berbintang selalu ditemukan gula semut Kabupaten Lebak.
 
 
 
Cimenga
 
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Yudawati mengatakan gula cetak Cimenga masuk kategori terbaik karena tidak mudah meleleh, meskipun sudah tiga bulan.
 
Saat ini, sentra gula cimenga berkembang di Desa Kertasatu Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak.
 
Sebagian besar kehidupan ekonomi masyarakat setempat mengandalkan produksi gula aren.
 
Mereka suami isteri ahli menyadap atau mengambil air nira bahan gula aren didapatkan secara turun-temurun tanpa terdampak pandemi corona.
 
Setiap hari, warga mampu memproduksi dua kilogram gula aren yang harganya mencapai Rp 20000 per kg.
 
Proses pembuatan gula arena sebenarnya tidak mudah.
 
Air nira yang diambil dengan cara khusus dari pohon aren membutuhkan waktu sampai 10 jam untuk memasak.
 
Pengambilan air nira di pohon aren biasa diambil dua kali sehari, yakni pagi dan sore hari.
 
"Kita hingga kini terus mempromosikan gula aren sebagai produk unggulan daerah guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi warga padesaan, " katanya.
 
Budi daya
 
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengatakan pemerintah daerah setiap tahun memberikan bantuan benih pohon aren lokal untuk dibudidayakan agar populasi pohon aren berkembang.
 
Selama ini, populasi pohon aren menurun, sehingga bisa mengancam terhadap kehidupan perajin gula aren.
 
Saat ini, petani Lebak mengembangkan bibit aren lokal agar tidak dipakai oleh orang luar.
 
Sebab, benih lokal itu merupakan bibit unggul khas Lebak yang perlu dikembangkan oleh masyarakat.
 
"Kami menargetkan ke depan bibit aren lokal itu akan dihakpatenkan juga menyandang sertifikasi yang dikeluarkan oleh Badan Sertifikasi Nasional," katanya.
 
Keunggulan aren lokal itu, selain pohonnya pendek juga hasil produksi nira mencapai 15 liter per hari dengan masa sadap hingga tiga bulan per mayang.
 
Selain itu juga perawatan tanaman tersebut begitu mudah karena kebanyakan wilayah Kabupaten Lebak terdapat pegunungan dan perbukitan.
 
Semua pengembangan aren lokal melalui persemaian itu nantinya dibagikan kepada petani secara gratis.
 

Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021