Jakarta (ANTARA) -
Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri meminta seluruh anggota Polri untuk mengingat fungsi dan tanggung jawabnya sebagai abdi negara.
 
Megawati sebagai salah satu penggagas pemisahan Polri dari  ABRI pada era reformasi itu tidak ingin Korps Bhayangkara memikirkan kepentingan pribadi dan hanya mengejar karier.

Megawati mengatakan hal itu saat memberikan pembekalan kepada para peserta didik Sekolah Staf dan Pimpinan Tingkat Pertama (Sespimma), Sekolah Staf dan Pimpinan Tingkat Menengah (Sespimmen), dan Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri secara virtual, Selasa.
 
"Saya ingin Polri, yang selain tangguh dan elegan, yang memeluk rakyat, serta dicintai anak-anak dan ibu-ibu. Jangan mikir rutinitas atau karier saja. Tetapi punya semangat. Karena Polri penjaga Bhayangkara negara," kata Megawati dalam siaran persnya.

Baca juga: Akademisi: Megawati jabat Ketua Dewan BRIN dan BPIP bukan hal baru
 
Megawati mengingatkan para peserta kelak untuk selalu turun ke bawah dan melihat realita di lapangan dalam menjalankan tugas-tugas sebagai anggota Polri.
 
"Mereka yang akan menjadi pemimpin nasional di kemudian hari, harus, harus, harus memikirkan hal ini. Jangan melihat sosok tubuh kalian karena sekolah akan naik pangkat menjadi tidak familiar dengan rakyat," kata Presiden Ke-5 RI ini.
 
Menurut dia, terdapat sosok Kapolri yang bisa menjadi panutan bagi anggota kepolisian. Dia mengenal dua sosok mantan Kapolri Jenderal Hoegeng dan Awaloedin Djamin. Megawati mengaku sangat menaruh hormat kepada kedua tokoh Polri itu.
 
"Saya kenal dengan Pak Hoegeng dan berteman dengan putrinya. Pak Hoegeng is the best. That's the real Polri. Orangnya merakyat. Dia naik sepeda. Sedangkan, Kapolri Awaloedin, dia profesor," kata Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Negara (BRIN) ini.

Baca juga: Basarah: Struktur Dewan Pengarah BRIN sesuai Perpres
 
Oleh karena itu, Putri Proklamator RI Bung Karno itu meminta setiap anggota Polri bertanya pada dirinya masing-masing bagaimana menjalankan fungsi sesuai amanahnya.
 
Bahkan, Megawati mengharapkan fungsi sebagai pengayom masyarakat sudah ada dalam benak masing-masing ketika sebelum masuk Polri.
 
"Sudah bertekad bahwa saya sebagai Polri nantinya menjadi abdi negara, menundukkan semua kepentingan pribadi," tegas Megawati.
 
Megawati meminta peserta didik sekolah pimpinan itu untuk selalu memiliki getaran dan semangat yang tak kunjung padam.
 
"Saya sebagai Putri Bung Karno, 'fighting spirit' saya tidak pernah hilang, dedikasi saya kepada bangsa dan negara tidak pernah hilang. Keinginan saya Indonesia menjadi negara yang besar. Itu sebabnya lagu kebangsaan kita disebut Indonesia Raya," kata Megawati.

Baca juga: Megawati ingatkan kader jangan hanya berpikir soal politik
 
Dalam kesempatan itu, Megawati mengaku sering berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo soal ideologi Pancasila.
 
"Saya berbicara kepada Bapak Presiden, Pancasila sekarang harus dikumandangkan kembali. Karena tidak hanya bagaimana Pancasila diingat sebagai bagian dari memori kita, tapi harus merasuk dalam hati nurani kita sebagai warga bangsa," urai Megawati.
 
Dia mengingatkan "founding fathers" telah menetapkan pilihan negeri ini adalah berdasarkan Pancasila sehingga para peserta didik diminta untuk selalu mempunyai dedikasi dan memegang ideologi Pancasila.
 
"Jadi harus punya dedikasi. Saya adalah warga negara pancasilais. Kalian disuruh menangani radikalisme dan terorisme," ucap Megawati kepada 555 peserta.
 
 

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021