Sorong (ANTARA) - Warga Malaumkarta Raya di Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat, ikut menjaga kelestarian populasi kelelawar dan satwa liar lain di Pulau Um.

"Jauh sebelum Pulau Um ramai dikunjungi wisatawan, masyarakat Malaumkarta Raya tidak mengganggu tempat istirahat kelelawar di siang hari dan membiarkan mereka berkembang biak hingga sekarang," kata Ketua Penggiat Konservasi Malaumkarta Raya untuk Masyarakat Hukum Adat Suku Moi Robert Kalami di Sorong, Kamis.

Ia mengemukakan bahwa warga Malaumkarta Raya umumnya tidak mengganggu populasi kelelawar dan satwa liar seperti burung cenderawasih dan kanguru pohon di Pulau Um karena menyadari pentingnya menjaga keanekaragaman hayati untuk kehidupan keturunan mereka pada masa mendatang.

"Jangan kita tinggalkan air mata bagi anak cucu kita, tetapi kita tinggalkan mata air bagi anak cucu kita nanti," katanya.

 


Pulau Um yang menjadi tempat tinggal ribuan kelelawar di Kampung Malaumkarta, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat. (ANTARA/ Ernes Broning Kakisina)


Pulau Um kini menjadi salah satu daerah tujuan wisata dan warga Malaumkarta mendapatkan manfaat ekonomi dari kegiatan pariwisata di pulau itu.

Warga Malaumkarta bisa menyewakan perahu kepada wisatawan yang hendak menuju ke Pulau Um.

Hermanus Do, pemuda kampung Malaumkarta, mendapat tambahan penghasilan dengan menyediakan perahu tradisional untuk melayani wisatawan yang hendak mengunjungi Pulau Um.

Dia bisa mendapat bayaran Rp250.000 setiap kali mengantar wisatawan menuju ke dan kembali dari Pulau Um.

"Jika ramai kunjungan dalam satu hari masyarakat penyedia jasa transportasi perahu tradisional bisa mendapatkan penghasilan hingga Rp700.000 bahkan lebih," kata dia.

Baca juga:
Keindahan Pulau Um di Kabupaten Sorong menarik kunjungan wisatawan
Peneliti: Pemusnahan kelelawar dapat ubah ekosistem

Pewarta: Ernes Broning Kakisina
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021