Manila (ANTARA) - Jumlah kasus demam babi Afrika di Filipina turun drastis dan kini hanya ada di tiga kawasan, kata Menteri Pertanian William Dar pada Jumat (22/10).

Dalam sidang komite anggaran Senat Dar mengatakan bahwa penyakit yang sangat menular itu kemungkinan masih ada "jika kami tidak mematuhi protokol kesehatan dan karantina."

Demam babi Afrika menghancurkan industri peternakan babi di negara Asia Tengara itu sejak terjadi wabah pada 2019 yang menyebar ke 12 kawasan dan mencapai puncaknya tahun lalu.

Menurut pemerintah Filipina, penyakit tersebut "mengurangi secara signifikan" populasi sekitar 3 juta babi di negara itu dan menimbulkan kerugian lebih dari 100 miliar peso (sekitar Rp28 triliun) di sektor peternakan babi lokal dan industri terkait.

Kondisi tersebut juga memicu kenaikan harga ritel produk daging babi dan memaksa pemerintah untuk menambah impor daging babi.

Pada Mei Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan status bencana selama setahun untuk mengatasi dampak penyakit babi yang menular tersebut.

Sumber: Xinhua

Baca juga: Demam babi Afrika di Dominika, puluhan ribu babi akan dimusnahkan
Baca juga: Demam babi Afrika di Dominika picu peringatan kawasan

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021