Ini seperti sebuah konsep tanpa kami kondisikan dari pusat dan berjalan sendiri. Kami punya konsep tapi implementasinya secara spontan ditangkap pemda dan ...
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah, melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengapresiasi kerja keras dan kolaborasi dari seluruh pihak terkait untuk menyulap Wisata Alam Kalibiru di Daerah Istimewa Yogyakarta,
dari hutan gundul menjadi ekowisata yang menyejahterakan masyarakat setempat.

"Ini seperti sebuah konsep tanpa kami kondisikan dari pusat dan berjalan sendiri. Kami punya konsep tapi implementasinya secara spontan ditangkap pemda dan diimplementasikan oleh masyarakat, lalu difasilitasi oleh pendamping," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK, Erna Rosdiana, dalam webinar bertajuk “Ecotourism for Forest Conservation and Social Welfare”, di Jakarta, Senin.

Menurut Erna Rosdiana, perhutanan sosial memberikan akses legal untuk pemanfaatan hutan agar tetap lestari, serta setelah diberi akses kelola, pengembangan selanjutnya tergantung pada kemampuan dan semangat kelompok masyarakat.

Baca juga: Kaki Gunung Pangrango akan jadi kawasan ekowisata

Untuk itu, ujar dia, perlu ada komitmen dan kemauan yang besar untuk bertahan mengelolanya. Dengan menjadikan Kalibiru sebagai salah satu proyek percontohan, KLHK turut mengembangkan potensi alam dalam program Perhutanan Sosial di Belitung dan Lumajang.

Untuk mengembangkan ekowisata di Tanah Air, lanjutnya, KLHK juga berkolaborasi dengan kementerian/lembaga terkait seperti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebagai mitra utama dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk sarana dan prasarananya.

Wisata Alam Kalibiru, salah satu destinasi pariwisata andalan di Tanah Air, menyulap hutan yang semula gundul akibat pembalakan liar menjadi rimbun dan lestari. Ekowisata di Kawasan Hutan Menoreh Barat, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dinilai juga menyejahterakan masyarakat di sekitarnya.

Baca juga: Ekowisata bekantan dukung program pembangunan pariwisata berkelanjutan

Kalibiru sudah beroperasi sejak 2009 dan dikelola oleh Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (HKm) Mandiri program Perhutanan Sosial. Wisata alam ini terbentuk berkat kolaborasi seluruh pihak dari masyarakat setempat, pemerintah daerah dan pusat, hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Pada 2018, omzet Kalibiru bahkan mencapai Rp7,2 miliar. Menurut Ketua Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (HKm) Mandiri Kulonprogo, Parjan, saat ini banyak warga yang sebelumnya bekerja di luar negeri dan kota pulang ke kampung halaman untuk mengelola Wisata Alam Kalibiru.

Namun, Parjan dan kelompoknya banyak menemui tantangan pada awal pembentukannya. Sebelumnya, kawasan tersebut adalah kawasan hutan produksi yang menjadi tempat masyarakat menanam pohon dan tumbuhan lainnya, namun karena beralih menjadi hutan lindung, Parjan dan kelompoknya mencari jalan keluar untuk tetap memanfaatkan hutan tanpa merusaknya.

Project Manager Community Based Forest Management Kemitraan, Gladi Hardiyanto atau biasa dipanggil Yayan, menjelaskan bahwa LSM turut membantu memperkuat konsep ekowisata dan memastikan seluruh komponennya terpenuhi.

"Ada peran Pemda Kulon Progo masuk mendukung sarana dan prasarana. Dan yang penting itu pengelolaannya. Pengelolanya pemuda, mereka menemukan titik-titik spot foto yang menarik wisatawan," Yayan menjelaskan peran pihak lainnya saat berkolaborasi.

Pembicara lainnya, Bupati Kulon Progo, Sutedjo menceritakan dukungan pemda sejak awal pembentukan. Selama prosesnya, Sutedjo menyadari pentingnya melibatkan masyarakat dalam mengelola dan memelihara hutan, serta sebelum mengantongi izin Hutan Kemasyarakatan, masyarakat diberi izin sementara selama lima tahun.

Sutedjo memaparkan, Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan Mandiri menjadi pionir dalam mengelola kawasan hutan secara lestari dengan membentuk Wisata Alam Kalibiru. Akhirnya, pemda terus memberi dukungan dalam berbagai bentuk.

"Selain pendampingan, pemerintah daerah pernah memberi bantuan seperti pembentukan usaha koperasi, bibit tanaman untuk di bagian bawah kawasan Kalibiru, ternak lembu, dan lainnya," kata Sutedjo.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021