Semarang (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memborong telur ayam dari peternak melalui Gerakan Peduli Peternak (Nglarisi Produk Peternak) saat harga jual turun menjadi Rp14.000 per kilogram, sedangkan harga acuan pemerintah (HAP) Rp19.000-Rp21.000 per kilogram.

"Turunnya harga telur mengakibatkan peternak ayam petelur mengalami kerugian, bahkan banyak yang harus mengafkirkan ayam sebelum waktunya," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah Agus Wariyanto di Semarang, Jumat.

Ia menjelaskan bahwa Gerakan Peduli Peternak (Nglarisi Produk Peternak) dimulai dari aparatur sipil negara (ASN) melalui masing-masing organisasi perangkat daerah.

Pemesanan dapat dilakukan melalui Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng atau narahubung yang tertera dalam pamflet.

"Untuk pembelian dapat menghubungi narahubung yang tertera di pamflet dan gerakan ini dimulai 8-12 November 2021," ujarnya.

Ia menyebutkan pemesanan telur dari sejumlah OPD se-Jawa Tengah hingga saat ini tercatat sudah mencapai 5.094 kilogram dan jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah sampai akhir waktu yang dijadwalkan.

"Kami harapkan semua ASN bisa memesan dengan satu paket berisi 2 kilogram telur dengan harga Rp40.000," katanya.

Agus mengharapkan kepedulian Pemprov Jateng ini dapat membantu mengurangi kerugian peternak ayam petelur.

Pasokan telur tersebut diambil dari kelompok peternak di berbagai daerah di Jateng seperti Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali, Pekalongan, dan Purbalingga.***1***

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021