Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Arab Saudi memandang pentingnya mengembangkan sektor logistik sebagai upaya peningkatan kinerja perdagangan antara kedua negara, terlebih logistik dunia saat ini tengah bertransformasi karena pandemi COVID-19 dan teknologi digital.

 

Hal tersebut mengemuka dalam seminar web (webinar) ‘Strategi Logistik Perdagangan Indonesia– Arab Saudi di Era Logistik 4.0’ yang digelar secara hibrida oleh Kementerian Perdagangan RI bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh.

 

"Perkembangan sektor logistik di Indonesia cukup pesat seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Kami harap webinar ini dapat mendukung terciptanya smart logistics untuk menghadapi era 4.0 yang serba digital, real-time dan terintegrasi," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan lewat keterangannya diterima di Jakarta, Kamis.

 

Seminar tentang logistik perdagangan itu menjadi bagian dari tindak lanjut Plan of Action (PoA) Kerja Sama Indonesia–Arab Saudi di bidang perdagangan. Oke menambahkan, pelaksanaan seminar kali ini ingin memberikan informasi mengenai empat hal terkait logistik.

 

Pertama, peluang dan tantangan logistik perdagangan di era logistik 4.0. Kedua, rancangan kebijakan bidang logistik yang perlu diterapkan di era logistik 4.0.

 

Ketiga, kebutuhan dan standar infrastruktur, teknologi informasi, dan sumber daya manusia yang diperlukan di era logistik 4.0.

 

Keempat, penataan peluang informasi bagi pelaku usaha baik dalam negeri maupun luar negeri dalam pengembangan sistem logistik perdagangan di era logistik 4.0.

 

“Karakteristik negara kepulauan memiliki tantangan tersendiri bagi sektor logistik. Proses pengantaran barang dari satu daerah ke daerah lain, dari satu pulau ke pulau lain, maupun dari Indonesia ke mancanegara sangat penting dan menjadi perhatian pemerintah untuk menjamin kesejahteraan penduduk dan meningkatkan daya saing nasional,” pungkas Oke.

 

Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Riyadh Arief Hidayat mengatakan, Arab Saudi telah mencanangkan Saudi Vision 2030 yang salah satu pilarnya adalah modernisasi pasar lokal. Selain itu, Arief mengatakan, produk- produk Indonesia yang diekspor ke Arab Saudi dan sebaliknya masih harus transit di pelabuhan negara lain.

 

“Untuk itu, saat ini menjadi momen yang tepat bagi kedua negara untuk mendiskusikan jalur logistik agar dapat mendorong lebih banyak produk Indonesia masuk ke pasar Arab Saudi,” kata Arief.

 

Plt Asisten Deputi Pengembangan Logistik Nasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Tatang Yuliono menyampaikan, webinar ini membantu Indonesia dan Arab Saudi dalam melakukan berbagai upaya peningkatan kapasitas logistik bersama-sama.

 

Di satu sisi, Pemerintah Indonesia berupaya mendorong sistem logistik nasional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan daya saing nasional. Di sisi lain, perdagangan elektronik menjadi tantangan sekaligus peluang bagi sektor logistik.

 

Sementara itu, General Manager SBT Logistex Dudi Hermanto menyampaikan, peningkatan kapasitas sektor logistik agar menjadi pilar ekonomi nasional dan kunci penggerak pertumbuhan ekonomi Arab Saudi merupakan salah satu poin dalam Saudi Vision 2030.

 

Visi logistik Arab Saudi ini serupa dengan upaya Indonesia meningkatkan kapasitas logistik melalui sistem logistik nasional. “Pemerintah Arab Saudi mencanangkan Saudi Global Logistic Hub yang dibangun di atas tiga pilar, yaitu infrastruktur, proses dan prosedur logistik, serta reformasi di berbagai sektor,” kata Dudi.

 

Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Antar Institusi Internasional Asosiasi Logistik Indonesia Aditya Sari melihat, untuk memasuki pasar Arab Saudi, Indonesia perlu mempersiapkan logistik halal. Saat ini kesadaran akan gaya hidup halal semakin berkembang di masyarakat.

 

Semakin berkembangnya gaya hidup halal, bersama dengan pandemi COVID-19 dan kelangkaan kontainer, telah memicu perubahan di lanskap bisnis.

 

Perubahan-perubahan tersebut meliputi perkembangan niaga elektronik, kemunculan rantai pasok digital, pemenuhan pasokan dari sumber lokal, peningkatan kebutuhan kapasitas penyimpanan, tuntutan akan adanya proses- proses bisnis dan logistik yang nirkontak, adopsi teknologi keuangan (fintech), dan peningkatan kesadaran gaya hidup sehat maupun halal.

Baca juga: Teten: Infrastruktur logistik terpadu diperlukan untuk dorong ekspor
Baca juga: Ketua MPR dukung Bandara Kertajati menjadi pusat logistik Indonesia
Baca juga: Investor Thailand diajak berinvestasi di sektor logistik Indonesia

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021