Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin menginstruksikan kepada seluruh gubernur, bupati dan wali kota untuk segera melakukan mitigasi bencana berkaitan dengan adanya peristiwa bencana alam di berbagai daerah.

"Saya mengingatkan kepada semua gubernur, bupati dan wali kota di seluruh Indonesia akan pentingnya melakukan upaya mitigasi sejak dini," kata Wapres dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Wapres menyebutkan hingga saat ini peristiwa bencana alam terjadi antara lain banjir bandang di Kota Batu, Provinsi Jawa Timur; banjir batu di Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur; banjir di Kota Sintang, Provinsi Kalimantan Barat; serta di DKI Jakarta.

Baca juga: Ma'ruf Amin sebut pasar modal syariah tetap tumbuh meski pandemi
Baca juga: Wapres: Universitas harus peran tingkatkan literasi ekonomi syariah
Baca juga: Wapres harap masyarakat melek ekonomi dan keuangan syariah


Peristiwa bencana alam tersebut, kata Wapres, salah satunya disebabkan oleh curah hujan tinggi di sejumlah daerah di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

"Secara umum, kita mengetahui bahwa musim hujan akan datang setiap bulan Oktober. Namun tahun ini, sejak awal Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memperingatkan kita akan (mendapat) curah hujan yang jauh lebih tinggi selama November 2021 hingga Januari 2022," jelasnya.

Saat ini, lanjut Wapres, telah terjadi perubahan suhu di perairan Samudera Pasifik yang disebabkan oleh pemanasan global.

Menurut laporan BMKG, salah satu anomali perubahan suhu tersebut ialah menurunnya suhu air laut di perairan Samudera Pasifik atau disebut Fenomena La Nina.

Fenomena La Nina tersebut berdampak pada meningkatnya curah hujan di wilayah Indonesia hingga mencapai 20-70 persen di atas normal, sehingga memicu terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor dan badai tropis.

"Tingkat keparahan bencana hidrometeorologi semakin meningkat dengan terjadinya kerusakan lingkungan di wilayah hulu sungai serta terjadinya kerusakan lingkungan di sepanjang aliran sungai," ujar Wapres.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021