Washington (ANTARA News) - Jerman mendahului Amerika Serikat untuk menjadi pemain nomor dua di bidang energi bersih sedangkan China terus memimpin investasi hijau dunia, kata sebuah studi Selasa.

Pertumbuhan kuat dalam skala global di bidang energi terbarukan seperti matahari, angin dan lainnya, merupakan temuan dalam survei yang diadakan Pew Charitable Trusts. Inggris menjadi satu kekecualian besar, yang mengalami penurunan tajam setelah pemerintahan yang baru berkuasa.

" Terus terang apa yang kami yakini semuanya bermuara pada kebijakan," kata direktur Pew Clean Energy Program, Phyllis Cuttino kepada Shaun Tandon dari AFP yang dipantau ANTARA News.

"Jerman dan China memiliki standar energi terbarukan yang ambisius dan, tentu saja dalam  kasus Jerman, mereka juga memiliki tarif feed-in  yang benar-benar membantu mereka," katanya, menunjuk pada pemberian insentif guna menghasilkan daya hijau.

China, yang setahun sebelumnya mengungguli Amerika Serikat sebagai pemimpin hijau, tumbuh tiada henti. Investasi energi bersih mencapai 54,4 miliar dolar pada  2010, naik 39 persen dari tahun sebelumnya, kata laporan Pew.

Studi tersebut mengestimasi bahwa China -- yang sedang memerangi polusi berat dan tak salah lagi sebagai produsen teratas emisi karbon yang dipersalahkan karena manyebabkan perubahan iklim -- kini menghasilkan hampir separuh modul angin dan matahari dunia.

Investasi energi bersih Jerman berlipatganda menjadi 41,2 miliar dolar, menempatkan negara itu di peringkat kedua, kata studi tersebut. Jerman menggenjot produksi baik listrik matahari maupun angin -- khususnya proyek matahari kecil yang menambahkan jika dilihat secara keseluruhan.

Amerika Serikat, meski merosot ke peringkat tiga,  masih menikmati 51 persen pertumbuhan investasi energi bersih, kata studi tersebut. AS memainkan peran penting dalam inovasi dan permodalan energi hijau, namun ketinggalan dalam manufaktur, kata studi tersebut.

Survei tersebut juga melaporkan peningkatan investasi energi bersih lebih dari dua kali lipat baik di Italia, yang menduduki peringkat keempat secara keseluruhan dan Australia, yang berada di peringkat ke-12.

Namun investasi energi bersih Inggris mengalami penurunan 70 persen, keluar dari 10 besar, karena bisnis ragu dengan proyek angin lepas pantai setelah Perdana Menteri David Cameron mengambilalih kekuasaan dengan misinya merampingkan pengeluaran.

"Pemerintah koalisi pastinya telah memberi sinyal kepada para investor bahwa segala sesuatunya tidak pasti dan itulah cara para investor bereaksi," kata Cuttino.


Indonesia Turun

Investasi energi bersih Indonesia dan Korea Selatan juga mengalami penurunan, meskipun para pengarang studi ini mengatakan kemungkinan kedua negara tersebut akan kembali naik seturut arah kebijakan negara tersebut.

Jepang, yang mempunyai industri energi bersih hampir secara eksklusif bersumber dari matahari, investasinya naik moderat 10 persen. Cuttino memrediksi, kedepan sebagai ekonomi terbesar ketiga dunia, Jepang dalam dekade mendatang telah menetapkan target pertumbuhan ambisius.

Riset tersebut dilakukan sebelum gempa bumi Jepang yang meluluhlantakkan pada 11 Maret, yang menyebabkan krisis di pembangkit listrik tenaga nuklir yang telah mengundang pemeriksaan baru atas energi atom di seluruh dunia.

Amerika Serikat mengalami pertumbuhan di bidang energi bersih bahkan meskipun upaya-upaya yang dipimpin Presiden Barack Obama dari Partai Demokrat untuk memberi mandat pengurangan emisi karbon mati tahun lalu di Kongres.

Pemerintah Obama berharap akan menemukan kesamaan pendapat dengan rivalnya Partai Republik untuk mendorong energi bersih tanpa memokus pada perubahan iklim itu sendiri -- masalah yang sangat kontroversial di Kongres.

Menteri Energi AS Steven Chu mengatakan minggu lalu bahwa dia berharap harga energi angin dan matahari akan mampu bersaing dengan proyek minyak dan gas sebelum akhir dekade ini.

Mantan gubernur Jennifer Granholm, seorang Demokrat dari Michigan, mengatakan perusahaan-perusahaan yang melakukan investasi di negara bagiannya, yang perekonomiannya terpuruk selama 18 bulan hingga Desember, diproyeksikan akan menciptakan 63.000 lapangan pekerjaan hijau.

"Itu bukan perubahan bodoh," katanya dalam even Pew.

"Sebagai orang Amerika kami mempunyai pilihan -- kami dapat membuat keputusan bahwa kami pasti akan mendapat keuntungan dan memasuki permainan yang pertumbuhannya besar sekali ini, atau kami dapat melakukan apa yang tengah kami jalankan." (ANT/K004)

AFP/B. Kunto Wibisono

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011