Cotabato City, Filipina (ANTARA News) - Jumlah korban tewas mencapai 14 orang dalam satu pertempuran antara kelompok pemberontak dan satu marga Muslim di Filipina selatan, menurut seorang perwira militer lokal pada Senin.

Kolonel Prudencio Asto, juru bicara militer Divisi 6, mengatakan sepuluh orang tewas di pihak Gubernur Maguindanao Ismael Mangudadatu, sementara empat dari pengikut Tautin Salendab, seorang komandan lapangan dari Front Pembebasan Islam Moro (MILF), dalam pertempuran senjata yang sedang berlangsung di kota Mangudadatu, sebagaimana dikutip dari Xinhua-OANA.

Pada Minggu, delapan orang tewas, termasuk kerabat Mangudadatu, sedangkan empat warga sipil lainnya luka-luka ketika pria bersenjata diduga dipimpin oleh Salendab menembaki para korban yang mengunjungi proyek.

Mangudadatu mengatakan ia menerima informasi mengutip Salendab, para penentang proyek jalan, berada di balik serangan itu.

Tetapi Eid Kabalu, juru bicara Front Pembebasan Islam Moro, kelompok pemberontak terbesar di negara itu yang terlibat dalam perundingan damai dengan Manila, mengatakan ahli waris komandan pasukan di bawah bidang Tauting Salendab tidak memiliki pengetahuan tentang penyergapan tersebut.

"Ini adalah pelanggaran lain. Mereka hanya menunjuk orang tanpa melakukan investigasi.. Ini tidak adil," kata Kabalu.

Asto mengatakan tentara diperintahkan untuk tinggal jauh dalam pertempuran. Menteri dalam negeri Jesse Robredo mengatakan pertempuran ada hubungannya dengan sengketa tanah antara dua klan itu

Inspektur Seniort Marcelo Pintac, kepala polisi Maguindanao, mengatakan penyelidikan sedang dilakukan.

Pada November 2009, anggota lebih dari dua lusin dan pendukung politik klan Mangudadatu dibunuh bersama dengan paling tidak 32 wartawan oleh anggota keluarga Ampatuan. Mangudadatu dan Ampatuan  bersaingan secara politik.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011