Kami bersama BPBD Jember mempercepat mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Kepolisian Resor Jember menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat bersama pihak muspika untuk menyiapkan jalur evakuasi banjir dan tanah longsor di 24 desa di Kabupaten Jember yang menjadi daerah rawan bencana alam tersebut.

"Kami bersama BPBD Jember mempercepat mitigasi dan kesiapsiagaan masyarakat untuk menghindari atau mengurangi risiko bencana," kata Kapolres Jember AKBP Arif Rachman Arifin di Jember, Rabu.

Peringatan dini oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tentang daerah berpotensi bencana banjir dan longsor menyebutkan bahwa 24 desa dari  tujuh kecamatan di Jember statusnya meningkat menjadi awas.

Beberapa kecamatan di di antaranya Kecamatan Sumberbaru (Desa Kaliglagah, Desa Jamintoro, Desa Jatiroto, Desa Gelang, dan Desa Karangbayat); Kecamatan Tanggul (Desa Manggisan dan Desa Darungan); Kecamatan Bangsalsari (Desa Badean, Desa Rambigundam, Desa Curahkalong, Desa Tugusari, Desa Sukorejo, dan Desa Karangsono).

"Menyikapi status itu, langkah yang ditempuh adalah menyiapkan jalur evakuasi, tempat evakuasi atau penampungan di 24 desa sesuai rilis BMKG tersebut," tuturnya.

Ia mengatakan hasil penentuan jalur dan tempat evakuasi akan disosialisasikan dengan cepat agar masyarakat di 24 desa tersebut tahu ke mana dan lewat menuju kemana jika bencana benar-benar terjadi.

Baca juga: BPBD Jember evakuasi 100 warga terdampak banjir

Baca juga: BPBD: 14 kecamatan di Jember terdampak gempa bumi


"Polres Jember akan mendata dengan cermat kebutuhan masyarakat dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait saat terjadi bencana banjir dan tanah longsor," katanya.

Kasat Samapta Polres Jember AKP Eko Basuki TA mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk dengan muspika di wilayah titik rawan bencana tersebut.

Dari laporan petugas di lokasi, lanjut dia, peran serta masyarakat dalam kesiapsiagaan telah masif dijalankan dan terbukti dari tingginya kesadaran masyarakat untuk mempersiapkan tempat penampungan jika ada yang terpaksa harus mengungsi.

"Untuk tempat evakuasi atau penampungan pihak-pihak terkait telah menyiapkan di balai desa atau fasilitas umum milik pemerintah, namun ada beberapa warga yang dengan ikhlas mengusulkan rumahnya dijadikan tempat penampungan sementara," katanya.

Ia menjelaskan hal yang penting bahwa tempat evakuasi tersebut harus laik dalam hal penerangan dan sarana sanitasi, sehingga masyarakat bisa nyaman dan aman di tempat pengungsian sementara itu.

Beberapa tempat evakuasi korban banjir dan longsor yang ditentukan di Kecamatan Sumberbaru yakni Desa Kaliglagah titik evakuasinya di Kantor Desa Kaliglagah dan SDN 01 Kaliglagah, kemudian Desa Jamintoro di Lapangan Desa Jamintoro, Desa Jatiroto di Lapangan Balai Desa Jatiroto, Desa Gelang di SDN 07 Gelang, dan Desa Karangbayat di Kantor Desa Karang Bayat.

Sebelumnya Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Mahmud Rizal mengatakan tujuh kecamatan di Jember diprediksi oleh BMKG meningkat pada status awas untuk potensi banjir yakni Kecamatan Sumberbaru, Tanggul, Bangsalsari, Panti, Kaliwates, Patrang, dan Sukorambi.

"Upaya yang harus dilakukan adalah evakuasi terhadap masyarakat tersebut. Upaya itu merupakan antisipasi terjadinya luapan dan meminimalisir adanya korban," katanya.

Baca juga: BPBD Jember mitigasi kawasan rawan bencana erupsi Raung

Baca juga: Angin kencang masih melanda di sejumlah kecamatan di Jember

 

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021