tidak ada korban jiwa
Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Sedikitnya sembilan desa di lima kecamatan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur terendam banjir bandang, sebagian lain dilaporkan bencana tanah longsor, yang terjadi sporadis sejak Rabu (17/11) hingga Kamis pagi.

Tidak ada laporan korban jiwa dalam serangkaian bencana hidrometeorologi tersebut, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Sebagaimana laporan resmi hasil pendataan BPBD Trenggalek, lima kecamatan yang dilanda banjir bandang adalah Kecamatan Kampak, Gandusari, Trenggalek, Pogalan, Durenan, Dongko dan Kecamatan Trenggalek.

Sementara bencana longsor terjadi di tujuh kecamatan yang memiliki dataran tinggi atau wilayah berbukit, seperti Kecamatan Durenan, Kampak, Panggul, Dongko, Munjungan, Pule serta Kecamatan Bendungan.

"Banjir terjadi sesaat. Tidak ada korban jiwa dan pagi ini akan dilaksanakan kerja bakti pembersihan material setelah air surut,” kata Kapolres Trenggalek, AKBP Dwiasi Wiyatputera di Trenggalek.

Baca juga: Longsor tutup jalan antarkecamatan di Trenggalek
Baca juga: Banjir rob landa pantai selatan Tulungagung hingga Pacitan

Banjir mayoritas disebabkan kapasitas sungai tak mampu menampung volume air setelah diguyur hujan deras. Di Kecamatan Kampak, tepatnya di Desa Bogoran dan Desa Bendoagung, luapan Sungai Tawing sempat menggenangi perkampungan warga hingga ketinggian sekitar 50 centimeter

Banjir akibat sungai yang meluap dan menggenangi permukiman warga dengan ketinggian antara 30 hingga 40 centimeter juga dilaporkan terjadi di Desa Gembleb Kecamatan Pogalan. Selain itu, di hari yang sama, banjir juga sempat menggenangi sebuah ponpes di Desa Kamulan, Kecamatan Durenan.

“Selain di pondok, permukiman di RT 11 dan 02 juga terdampak banjir dengan ketinggian sekitar 40 sampai 50 centimeter. Sebelumnya pukul 15.30 WIB hingga pukul 20.00 WIB terjadi intensitas hujan sedang,” kata Sekretaris BPBD Trenggalek, Tri Puspita Sari.

Baca juga: Banjir bandang terjang tujuh desa di Trenggalek
Baca juga: Korban banjir Trenggalek mulai tinggalkan posko pengungsian
Detik-detik pasar Desa Ngrayung terendam banjir bandang di Desa Ngrayung, Gandusari, di Trenggalek, Rabu (17/11/2021). ANTARA/HO-Aby Kurniawan


Sedangkan di Kecamatan Gandusari, banjir merendam keseluruhan pasar tradisional Desa Ngrayung.

Ketinggian banjir di pasar ini mencapai satu setengah meter, sehingga seluruh lapak pedagang tenggelam/terendam. Sementara di SDN 2 Gembleb Kecamatan Pogalan, halaman sekolah nyaris jadi telaga dengan kedalaman banjir mencapai di atas pinggang siswa.

Kapolsek Gandusari AKP Zainudin mengatakan, pembersihan di pasar tradisional di lakukan dengan alat manual. "Pasca diterjang banjir, banyak lumpur yang berada di pasar tersebut, untuk genangan air sudah surut sejak pagi tadi," kata Zainudin.

Mengacu data di BPBD Trenggalek, banjir juga terjadi di Desa Kamulan Kecamatan Durenan, dan Desa Ngares Kecamatan Trenggalek.

Hingga tengah malam tim BPBD dan relawan kebencanaan masih terus melakukan pemantauan kondisi banjir.

"Selain membersihkan pasar, kami juga membersihkan bambu yang menyangkut di penyangga jembatan Wonorejo, supaya jika terjadi hujan deras air sungai tidak meluap ke pemukiman warga," tuturnya.

Baca juga: Pemkab Trenggalek tetapkan status siaga bencana banjir dan longsor
Baca juga: Banjir bandang landa 10 kecamatan di Trenggalek
Petugas gabungan bersama relawan membersihkan material lumpur sisa banjir yang menutup akses jalan dan halaman fasilitas publik di Trenggalek, Kamis (18/11). ANTARA/HO-Aby Kurniawan

Tri Puspita atau Pipit menambahkan, selain banjir di tujuh kecamatan, bencana longsor juga dilaporkan terjadi di wilayah Kecamatan Panggul, Kecamatan Dongko dan Kecamatan Munjungan. Di Kecamatan Panggul dan Dongko, dua rumah dilaporkan rusak usai dihantam material longsor setelah hujan deras.

“Sementara di Kecamatan Munjungan, longsor sepanjang enam meter dan lebar empat meter menutup total akses jalur Kampak-Munjungan, tepatnya di Dusun Sarubasahan Desa Besuki pada pukul 19.30 WIB. Sekitar pukul 21.00 WIB jalan sudah bisa dilalui setelah dilakukan evakuasi bersama,” paparnya. 

Baca juga: Kepala BNPB: Tata lingkungan-perilaku masyarakat kunci cegah bencana

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021