justru sebelum ada intervensi dari kantor, para perompak sudah meningkatkan nilai tebusan karena terlalu lama permintaan mereka tidak ditanggapi"
Kediri (ANTARA News) - Keluarga anak buah kapal (ABK) Sinar Kudus yang dibajak perompak Somalia saat perjalanan mengangkut biji nikel dari Pomala, Sulawesi Selatan, menuju Rotterdam, Belanda, akan mengadukan nasib anggota keluarga mereka kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Saya sangat khawatir dengan keadaan di sana. Suami bilang, kondisi para ABK sangat tertekan dalam penyenderaan yang sudah berlangsung selama 23 hari," kata Yunita (35), istri Masbukin (37), mualim I Kapal Sinar Kudus, ditemui di rumah saudaranya, Kediri, Sabtu.

Yunita yang tinggal di Desa Purwokerto, Kecamaan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri itu mendatangi rumah saudaranya di Kota Kediri itu untuk merundingkan rencana mengadu kepada Presiden Yudhoyono.

Selanjutnya, dia akan menghubungi keluarga ABK lain untuk bersama-sama mengadu kepada pemerintah soal nasib keluarga mereka yang sampai saat ini masih disandera.

Dia sempat berhubungan dengan suaminya melalui telepon seluler pada 7 April 2011. Saat itu, suaminya bilang jika persediaan bahan makanan semakin menipis. Sesuai aturan, kapal hanya diperbolehkan membawa perbekalan makanan dan air bersih untuk satu pekan sesuai daya tahan bahan makanan.

"Suami juga titip pesan agar saya menjaga kedua anak," katanya menambahkan.

Yunita sudah menanyakan nasib suaminya itu kepada PT Samudera Indonesia, perusahaa pemilik kapal nahas itu. Tetapi selalu dijawab, suaminya dalam keadaan baik-baik saja.

Febri Susilo, adik Yunita, menambahkan, pihak keluarga geram dengan sikap pemilik kapal yang melarang menyampaikan peristiwa penyanderaan itu kepada wartawan untuk menghindari sikap perompak yang menaikkan nilai tebusan.

Larangan itu disampaikan beberapa perwakilan dari perusahaan kapal yang mendatangi rumahnya, Senin lalu (4/4).

"Dari informasi yang kami dapatkan, justru sebelum ada intervensi dari kantor, para perompak sudah meningkatkan nilai tebusan dari 2,6 juta dolar AS (sekitar Rp23 miliar) menjadi 3,5 juta dolar AS karena terlalu lama permintaan mereka tidak ditanggapi. Jadi, bukan karena diberitakan di media massa hingga mereka menaikkan nilai tebusan," ucap Febri.

Ia semakin sedih mendengar kondisi kakaknya itu, apalagi setelah menerima pesan untuk menjaga keponakannya yang masih anak-anak itu.

Dia berharap pemerintah segera turun tangan untuk menghindari jatuhnya korban jiwa karena sebagaimana pesan iparnya itu bahwa para perompak tidak segan-segan menghabisi nyawa para ABK satu per satu, jika tuntutan mereka tidak segera dipenuhi.

Kapal Sinar Kudus dibajak para perompak Somalia pada 16 Maret 2011 saat dalam perjalanan menuju Belanda.

Kapal tersebut bertolak dari Pomala Februari 2011. Biasanya perjalanan dari Pomala ke Roterdam membutuhkan waktu 34 hari.(*)

KR-SAS*M038/D009

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011