Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berharap museum Dar Al-Madinah yang memuat sejarah Nabi Muhammad SAW secara lengkap dan canggih segera dibangun di Indonesia.

"Museum Dal Al-Madinah ini luar biasa. Saya sangat takjub. Di sini disajikan secara lengkap tentang detil sejarah nabi," ujar Menag Yaqut dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Kunjungan Menag ke Museum Dar Al-Madinah itu merupakan rangkaian dari peningkatan kerja sama antara kedua negara termasuk ikhtiar diplomasi soal penyelenggaraan haji dan umrah bagi calon jamaah asal Indonesia.

Baca juga: Menag: Indonesia masuk prioritas untuk haji dan umrah

Menag mengatakan kehadiran museum serupa di Indonesia sangat penting untuk membangun pengetahuan dan peradaban Islam, apalagi Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia.

"Indonesia sangat berkepentingan memiliki museum serupa, karena mayoritas berpenduduk Muslim. Ini akan sangat bermanfaat untuk membangun pengetahuan dan peradaban," kata dia.

Museum yang terletak di kompleks Masjid Nabawi ini dibangun atas inisiatif Dr. Muhammad bin Abdul Karim Al-Issa. Museum tersebut menjadi yang pertama dan terbesar yang membahas sejarah Kota Mekah dan Madinah.

Museum Dar Al-Madinah ini menampilkan koleksi besar dan lengkap sejarah Nabi Muhammad dan peradaban Kota Mekah dan Madinah yang dikemas baik secara digital.

Selain itu, dijelaskan juga periodisasi usia Nabi Muhammad. Setiap periode usia diberi keterangan detil latar belakangnya. Ada juga keterangan tentang fisik nabi, mulai dari tangan, rambut, dan lain sebagainya.

Tata kelola dan tata letak pemukiman saat Nabi Muhammad memimpin Madinah juga tervisualisasi, termasuk juga penjelasan tentang sekitar 60 jenis profesi masyarakat di masa nabi, seperti guru, dokter, perawat, petani, dan lainnya.

Informasi lain tentang gambaran benda-benda di sekitar nabi, seperti alat memasak, panci, tombak, dan lain-lain juga divisualiasikan. Juga ada sejumlah kutipan yang dinisbatkan kepada Nabi, seperti ungkapan "ana araby" (saya dari bangsa Arab), "ana quraisy" (saya dari suku Quraisy), "ana atqakum lillah" (saya yang paling takut di antara kalian kepada Allah), dan sebagainya.

Baca juga: Menag bertemu Menteri Urusan Islam Saudi bahas moderasi beragama

Baca juga: Mekah dan Madinah Bangun Museum Warisan Islam dan Al-Qur`an

Baca juga: Menjejak sejarah nabi di Museum Madinah


Pimpinan Museum Dar Al-Madinah, Dr. Abdulaziz Kaaki mengatakan bahwa museum ini dibangun setelah melalui riset mendalam dan persiapan pembangunan selama 15 tahun. Dia mencatat ada 25 negara yang berminat membuat Museum Dar Al-Madinah dan akan diawali di Indonesia.

"Museum ini juga sudah dikunjungi 10 kepala negara dan mereka mengapresiasi. Seluruh isi yang ada dan dikemas secara digital tentang sejarah nabi diambil dari referensi terpercaya melalui AlQuran dan Hadis dengan riwayat-riwayat yang sangat kuat," kata dia.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021