Purwokerto (ANTARA) - Virolog dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr Daniel Joko Wahyono MBiomed mengingatkan pentingnya pemeriksaan "whole genome sequencing" guna mendeteksi dini potensi varian baru SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 di Indonesia.

"Pemeriksaan 'whole genome sequencing' atau WGS perlu ditingkatkan untuk melacak dan mendeteksi mutasi virus," katanya di Purwokerto, Senin.

Dosen Fakultas Biologi Unsoed yang mengajar mata kuliah virologi itu juga menjelaskan, deteksi dini sangat diperlukan guna mengantisipasi dan memitigasi berbagai varian baru virus Corona, seperti Omicron atau varian B.1.1.529.

Baca juga: Virolog: Cegah lonjakan kasus COVID-19 dengan prokes

"Antisipasi dan deteksi perlu dilakukan sejak dini dengan meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan seluruh pihak terkait," katanya.

Sementara itu, respons cepat pemerintah yang telah melakukan sejumlah langkah antisipasi termasuk dengan adanya Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 62 tentang Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 saat Natal 2021 - Tahun Baru 2022.

"Sebenarnya filosofi Instruksi Menteri Dalam Negeri adalah untuk mengendalikan penyebaran penyakit COVID-19 dengan melakukan pembatasan interaksi secara individu dan juga mobilitas masyarakat yang bisa berpotensi meningkatkan kasus secara signifikan.

Guna mengantisipasi lonjakan kasus secara signifikan, kata dia, maka perlu dilakukan sejumlah hal, yakni pembatasan masyarakat dan memperkuat protokol kesehatan.

"Khususnya penggunaan masker harus diperkuat lagi, karena masker merupakan salah satu upaya yang efektif untuk mengurangi risiko paparan virus," katanya.

Selain itu, kata dia, masyarakat juga perlu tetap menjaga jarak dan membatasi mobilitas.

"Selain itu kebijakan wajib karantina bagi pendatang dari luar negeri juga menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan karena merupakan salah satu cara yang baik untuk mengontrol terjadinya penularan atau masuknya varian baru dari negara lain," katanya.

Dia menambahkan bahwa program vaksinasi COVID-19 juga perlu terus digencarkan guna mencapai target kekebalan kelompok di seluruh wilayah di Tanah Air.

"Selain itu, yang juga tidak kalah yaitu dengan uji whole genome sequencing agar dapat mendeteksi varian baru yang lebih virulen," katanya.

Sementara itu seperti diwartakan sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan respon cepat pemerintah untuk menghadapi varian baru Covid-19, Omicron.

Dalam konferensi pers mengenai respon pemerintah menghadapi varian Omicron, secara daring di Jakarta, Minggu (28/11), Luhut menyebut varian tersebut mengandung 50 mutasi yang mempengaruhi kecepatan penularan dan kemampuannya untuk menghindari antibodi.

Dengan banyaknya mutasi tersebut, lanjut Luhut, WHO telah meningkatkan status varian tersebut menjadi variant of concern (varian yang mengkhawatirkan).

Baca juga: Virolog: Sebaran COVID-19 varian MU tidak secepat varian delta

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021