Kami sangat bersyukur dan memberikan apresiasi atas capaian ini, karena pelaku industri kita masih tetap semangat menjalankan usahanya seiring dengan upaya pemerintah mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi para pelaku industri atas pencapaian purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia pada November yang menempati posisi 53,9 dan selama tiga bulan terakhir berada dalam tahap ekspansi.

"Kami sangat bersyukur dan memberikan apresiasi atas capaian ini, karena pelaku industri kita masih tetap semangat menjalankan usahanya seiring dengan upaya pemerintah mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional," kata Menperin di Jakarta, Rabu.

Menperin optimistis sepanjang 2021 ini, industri akan tumbuh sebesar 4-5 persen apabila tidak ada gejolak kasus atau gelombang susulan dari pandemi COVID-19.

"Pemerintah bertekad untuk terus menjaga iklim usaha yang kondusif. Investasi dan produktivitas sektor industri tetap dijaga dengan baik agar bisa terus berjalan," tuturnya.

Beberapa indikator yang menunjukkan bahwa kinerja sektor industri nasional masih gemilang, antara lain pada capaian nilai ekspornya.

Sepanjang Januari-Oktober 2021, industri pengolahan mencatatkan nilai ekspor sebesar 143,76 miliar dolar AS atau meningkat 35,53 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Selain itu, memberikan kontribusi terbesar hingga 77,16 persen dari total nilai ekspor nasional selama sepuluh bulan tahun ini yang mencapai 186,32 miliar dolar AS.

Capaian positif lainnya tercatat pada penerimaan pajak sektor industri pengolahan yang tumbuh 14,6 persen pada Januari-Oktober 2021. Penerimaan pajak tersebut memberikan kontribusi paling besar hingga 29,8 persen pada periode yang sama.

Merujuk laporan IHS Markit, selama tiga bulan berturut-turut, produksi sektor manufaktur di Indonesia masih mengalami ekspansi seiring dengan dampak COVID-19 yang kian berkurang.

Output dan permintaan baru juga terus naik pada kisaran kuat. Bahkan, kenaikan lebih lanjut terlihat pada aktivitas pembelian di tengah perbaikan permintaan pasar. Bila dilihat datanya, hanya dua bulan saja PMI Indonesia berada dalam kondisi kontraktif.

Menanggapi hasil survei terkini, Jingyi Pan, selaku Economics Associate Director IHS Markit mengatakan PMI Manufaktur Indonesia pada November menurun dari rekor laju bulan Oktober, namun masih bertahan kuat untuk menandakan pemulihan berkelanjutan dari gelombang COVID-19 varian Delta.

"Perusahaan juga terus memperluas kapasitas tenaga kerja mereka dan meningkatkan aktivitas pembelian di tengah harapan kenaikan output di masa mendatang, yang mana merupakan tanda positif. Namun demikian, tingkat perpanjangan waktu pengiriman dari pemasok yang berkurang pada November, kemungkinan menggambarkan tanda-tanda perbaikan menuju akhir tahun,"  ungkapnya.

IHS Markit mencatat sentimen bisnis secara keseluruhan bertahan positif pada November, namun turun ke posisi terendah dalam 18 bulan. Responden survei secara umum berharap bahwa pemulihan ekonomi dari gelombang COVID-19 Delta akan terus berlanjut, namun beberapa di antaranya masih khawatir dengan dampak pandemi ini.

PMI manufaktur Indonesia pada November ini melampaui PMI manufaktur negara-negara di Asia Tenggara. PMI manufaktur ASEAN berada di level 52,3. PMI manufaktur Indonesia juga lebih tinggi dibandingkan PMI manufaktur Korea Selatan (50,9) dan China (49,9).

Baca juga: Menperin: Industri hijau jadikan manufaktur hemat energi Rp3,2 triliun
Baca juga: Kemenperin: Industri agro berkontribusi 51 persen topang manufaktur
Baca juga: Menperin: Pertumbuhan sektor manufaktur masih "on the track"

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021