Strategi ini juga diterapkan beberapa negara maju dengan koperasi peternakan besar, seperti Belanda dan Selandia Baru
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) untuk membangun korporatisasi peternak domba dan kambing berbasis koperasi.

"Peternak yang skala usahanya masih kecil-kecil dan perorangan dapat berbisnis dalam skala ekonomi dan lebih efisien. Oleh karena itu, kelembagaan peternak harus kita perbaiki bersama," ujarnya ketika menghadiri pembukaan Musyawarah Nasional ke-4 HPDKI di Anyer, Banten, sebagaimana dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis.

Selaku Ketua Dewan Penasehat HPDKI, Teten juga mengharapkan peternak mendapatkan manfaat besar melalui konsolidasi ke dalam kelembagaan koperasi modern yang berperan di seluruh proses bisnis, mengadopsi teknologi informasi, dan terintegrasi hulu ke hilir.

Dengan itu, lanjutnya, Closed Loop Economy (penyediaan segala macam barang dan jasa berdasarkan keberadaan komunitas di domestik yang ada) dapat diwujudkan dalam satu kawasan.

“Strategi ini juga diterapkan beberapa negara maju dengan koperasi peternakan besar, seperti Belanda dan Selandia Baru,” kata Teten.

Dalam bisnis model seperti itu, koperasi berperan sebagai aggregator dan offtaker sehingga akan tercipta kepastian harga maupun pasar.

Di samping itu, pemerintah disebut memberikan asistensi berupa penyediaan pinjaman dana bergulir Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) dengan pola konvensional yaitu bunga 3 persen sliding maupun syariah dengan bagi hasil 20 banding 80.

“LPDB-KUMKM berkomitmen menghadirkan pembiayaan yang mudah, murah, dan cepat, yang saat ini alokasinya difokuskan pada koperasi," ungkap Menkop.

Selain itu, sumber pembiayaan lainnya adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tahun ini alokasinya meningkat menjadi Rp285 triliun dengan realisasi per 30 November 2021 sebesar Rp263,22 triliun kepada 6.971.322 debitur atau 92,36 persen dari target.

Pelaku usaha mikro dan kecil juga disebut dapat mengakses KUR tanpa agunan yang awalnya Rp50 juta naik menjadi Rp100 juta bunga menjadi 3 persen.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy menyebutkan bahwa wilayahnya memiliki banyak potensi pertanian dan peternakan yang bisa dikembangkan.

"Kita banyak potensi dengan ketersediaan lahan yang juga banyak, termasuk lahan milik Perhutani. Ini bisa dibangun untuk pengembangan sektor pertanian dan peternakan di Banten," kata Andika.

Baca juga: Berdikari serap telur dari peternak untuk stabilkan harga

Baca juga: Bantu peternak, Kemenperin beri stimulus bangun Milk Collecting Point

 

 

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021